Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dasa, 14 Tahun Setia Dampingi Istri yang Sakit Jiwa...

Kompas.com - 30/01/2015, 08:46 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

CIAMIS, KOMPAS.com - Pujian terus berdatangan dari para warga di Kampung Kuta Agung, Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, kepada sosok seorang pria paruh baya bernama Dasa (56).

Pria dengan rambut beruban ini telah setia mendampingi istrinya Fatimah (40), yang telah 14 tahun mengalami gangguan jiwa, sampai saat ini.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Dasa yang tampak malu-malu berbicara menuturkan awal mula istrinya sampai terganggu jiwanya. Istrinya mulai terasa penyakitnya setelah melahirkan anak keempat.

Saat itu, Fatimah yang semasa kecil sampai menikah dengannya dalam kondisi normal, masih bisa diobati dan sembuh. Namun berselang setahun, Fatimah melahirkan kembali anak kelimanya, dan terganggu lagi jiwanya setelah melahirkan.

"Ada 14 tahun lalu, istri saya mulai terasa sakit saat melahirkan anak keempat kami. Tapi saat itu masih bisa diobati dan sempat sembuh. Setelah melahirkan lagi terasa sakit sampai sekarang dan tak bisa diobati," kata Dasa di rumahnya beberapa waktu lalu.

Selama istrinya sakit, Dasa mengaku seorang diri membesarkan anak-anaknya dan juga mengurus sang istri. Memang, ada bantuan yang kerap dia terima dari para tetangga yang bersimpati atas kondisi keluarga itu. 

Sehari-hari, Dasa bekerja serabutan. Dia mengaku rela melakoni keseharinnya itu sebagai amal dan ibadah. "Ya, seperti ini sudah kewajiban saya. Saya rela dan ikhlas mengurus istri dan anak saya," ungkap dia.

Dasa pun mengetahui, di wilayahnya ada puluhan warga lainnya yang memiliki penyakit sama seperti istrinya. Ia pun mengaku selama belasan tahun ke belakang, belum ada perhatian apapun dari pemerintah setempat untuk membantu beban keluarga yang kebetulan memiliki sanak keluarga yang terganggu jiwanya.

"Belum ada bantuan apapun dari pemerintah ke saya atau yang lainnya di sini. Saya berobat istri sudah habis segalanya sampai ngutang segala," tambah Dasa.

Keanehan
Selama Fatimah mengalami gangguan jiwa tersebut, tambah Dasa, istrinya selalu menunjukkan keanehan dalam kesehariannya. Seperti mencolek kaca jendela dengan jarinya, tiba-tiba kaca tersebut pecah berserakan. Ada pula saat istrinya mengamuk, istrinya tersebut selalu merusak barang-barang di rumah dan loncat ke atas plafon rumah. "Pokoknya banyak keanehannya pak," ujar dia.

Meski demikian, Dasa dan ketiga anaknya yang kini telah beranjak dewasa tetap tabah dan sabar menerima kondisi seperti ini."Yah, saya menerima apa adanya. Alhamdulilah saya suka dibantu tetangganya," kata dia.

Saat ini, Fatimah setiap harinya ditempatkan di sebuah kamar khusus di bagian dalam rumah. Ruangan itu terlihat sederhana dan hanya beralaskan sehelai tikar. Setiap istrinya ingin makan, Dasa selalu mengantarkan makanan ke ruangan itu. Bahkan kalau istrinya ingin mandi dan buang air besar pun, Dasa selalu membawa ember ke ruangan itu untuk istrinya yang hendak buang air.

"Ya, saya buat ruangan seperti ini supaya istri saya tidak ke mana-mana kalau saya pergi bekerja," kata dia.

Di Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, diketahui terdapat puluhan penderita gangguan jiwa. Kondisi ini ternyata telah lama terjadi hampir sejak15 tahun lalu. Namun, baru ada muncul perhatian dari pemerintah setempat setelah daerah ini ramai diberitakan di media. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com