Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Malaysia Belajar Tanam Salak ke Magelang

Kompas.com - 22/01/2015, 18:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Buah salak asal Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang tidak hanya digemari masyarakat lokal, tetapi juga disukai orang asing. Bahkan petani dari Malaysia sengaja datang ke desa tersebut untuk belajar bertani salak.

Puluhan petani dari negeri Jiran itu tiba di Desa Kaliurang bersama para pengusaha bidang pertanian Malaysia, Kamis (22/1/2015). Mereka tampak antusias melihat proses panen buah salak hingga pengepakannya.

Nina (42), salah satu petani Malaysia mengaku kagum dengan salah satu buah eksotis asli Indonesia itu. Nina mengatakan bahwa salak Nglumut lebih khas dan segar dibanding salak Malaysia.

"Tekstur daging salak di sini lebih keras sehingga rasanya juga lebih khas. Mungkin karena ditanam secara organik. Tapi salak di negara kami sedikit lebih besar dari salak ini," jelas Nina di sela-sela kunjungan.

Para petani Malaysia tidak hanya kagum pada kualitas salak Nglumut, tapi juga soal manajemen organisasi petaninya yang terwadahi dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngudi Luhur, Desa Kaliurang.

Ziarah tani

Mokhdzir bin Hj Lias, pimpingan rombongan menambahkan bahwa kedatangannya ke salah satu desa di lereng Merapi itu dalam rangka ziarah tani atau kunjungan kerja. Mereka ingin belajar tentang pertanian organik dan manajemen organisasi para petaninya.

"Kami terkesan dan kagum dengan kemajuan pertanian di sini. Mereka sudah bisa ekspor," kata Mokhdzir yang juga mantan pejabat di Kementerian Pertanian Malaysia itu.

Dia mengatakan, kedatangannya itu juga sebagai upaya menjalin silaturahmi dengan masyarakat setempat karena beberapa leluhur mereka juga berasal dari Indonesia.

"Sebenarnya, ini bukan kunjungan saya yang pertama, tapi sudah yang kedua kalinya. Kali ini kami mengajak teman-teman. Kami ingin menjalin silaturahmi karena beberapa dari leluhur kami berasal dari Indonesia," ungkapnya.

Ekspor

Sementara itu, Kepala Desa Kaliurang Kiptiah menjelaskan, Gapoktan Ngudi Luhur sudah berdiri sejak 2007. Mereka beranggotakan lima kelompok tani yang tersebar di Desa Kaliurang. Lima kelompok tani itu mengelola lahan seluas hampir 200 hektar. Sejak September 2009 lalu, gapoktan ini mulai mengekspor salak nglumut ke Tiongkok bekerjasama dengan PT Agung Mustika Selaras (AMS) dari Sleman.

“Selama hampir enam tahun ini, total kami sudah ekspor salak ke Tiongkok mencapai 1 juta ton. Ke depan, kami berencana juga akan ekspor ke Swiss dan beberapa negara Eropa lainnya. Untuk saat ini, kami masih menunggu sertifikasi dari mereka,” papar Kiptiah.

Meski sempat terganggu akibat erupsi Gunung Merapi 2010 lalu, kata Kiptiah, namun mereka mampu bangkit dengan cepat berkat bantuan pemerintah dan semua pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com