Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Mukjizat untuk Rani yang Akan Dieksekusi Mati

Kompas.com - 17/01/2015, 20:58 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com - Tetangga Rani Andriani, terpidana hukuman mati atas kasus narkoba, berharap ada sebuah mukjizat yang terjadi ketika eksekusi mati yang akan dilaksanakan besok, Minggu (18/01/2015). Namun, tak banyak yang bisa dilakukan. Tetangga Rani hanya bisa mendoakan agar amal dan ibadah dia (Rani) bisa diterima Tuhan.

Saat Kompas.com menyambangi kediaman Rani di Jalan Prof. Moh. Yamin, Gang Edi II, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, rumah tersebut sudah tak ditempati lagi oleh orangtuannya. Dari informasi yang diperoleh dari tetangganya sekitar, kedua orang tua Rani sudah pindah ke daerah Ciranjang, Kabupaten Cianjur, pada 2003 silam.

Dari hasil perbincangan dengan Jujun Junaedi, selaku ketua RT setempat, Rani disebutnya sebagai sosok pribadi yang ramah, baik, dan suka bergaul. Jujun pun mengisahkan, semasa Rani kecil, dia selalu aktif mengikuti pengajian.

"Dia (Rani) aktif ikut ngaji bereng teman-temannya. Ia juga anak yang pintar, terutama pandai berbahasa Inggris," kenang Jujun, Sabtu (17/01/2015).

Rani menghabiskan jenjang pendidikannya di Cianjur. Ia merupakan lulusan Sekolah Dasar Negeri Sayang 3. Ia menamatkan sekolah menengah pertamanya di SMP Negeri 1. Bahkan, Rani juga menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA Pasundan, salah satu sekolah terfavorit di Cianjur.

"Rani itu anak yang pintar. Dia selalu masuk sekolah negeri favorit dari SD sampai SMA," kata Jujun.

Namun, kata Jujun, setelah lulus SMA, warga sekitar sudah tidak mendengar kabar soal Rani lagi. Mereka terakhir mendengar bahwa Rani melanjutkan kuliah di Bogor. "Maklumlah, Rani berasal dari kalangan ningrat. Pendidikan selalu menjadi nomor satu bagi kedua orang tuannya," tambahnya.

Rani merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia mempunyai dua adik perempuan. Ayahnya, And, berwiraswasta, sedangkan ibunya sudah meninggal sekitar dua tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com