Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Kaltim Curhat ke Wakil Ketua MPR soal Keluh Kesah Rakyatnya

Kompas.com - 16/01/2015, 17:15 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com — Di hadapan Wakil Ketua MPR Mahyudin, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak kembali melanjutkan keluh kesah rakyatnya. Kaltim menuntut otonomi khusus karena hingga saat ini rakyat Kaltim masih merasakan ketidakadilan pembangunan.

Sumber daya alam dikuras, sementara perhatian pusat masih sangat minim dan tidak sebanding dengan kerusakan dan risiko buruk yang pasti akan dirasakan rakyat Kaltim.

"Orang luar hanya tahu Kaltim ini kaya-raya. Tapi jujur saja, laju pembangunan di Kaltim sangat tidak sebanding dengan potensi sumber daya alam yang terus dikuras," tegas Awang.

Pembabatan hutan era 70-an hingga 80-an sudah berakhir. Selanjutnya giliran migas yang disedot. Era selanjutnya hingga sekarang, eksploitasi tambang batubara yang semakin sulit dihentikan. Namun anehnya, lanjut Awang, untuk membangun jalan pun, Kaltim masih mengalami kesulitan.

Contoh sederhana adalah pembangunan jalan tol yang sama sekali tidak mendapat dukungan pusat dan Kaltim cenderung lebih banyak dipingpong dengan banyak alasan. Padahal, dari eksploitasi migas dan batubara di Kaltim itu, ratusan triliun rupiah mengalir mulus ke pusat tanpa rintangan.

"Apa ini adil? Kami hanya menuntut keadilan, bukan untuk merdeka karena bagi rakyat Kaltim, NKRI tetap harga mati," lanjut Awang.

Kepada mantan wakilnya saat masih menjabat Bupati Kutai Timur itu, Awang mengatakan, dirinya selalu mengingatkan masyarakat Kaltim agar berjuang dalam koridor yang benar, tidak anarkistis, radikal, hingga melahirkan gerakan yang destruktif dan tidak produktif sehingga tidak memicu simpati pusat dan pihak-pihak lain.

Awang mengungkapkan, saat ini masih dilakukan kajian teknis hingga melahirkan naskah akademis yang nantinya dapat menjadi pedoman dasar dan alasan rakyat Kaltim menuntut otsus.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Mahyudin, yang merupakan putra daerah Kaltim, menyatakan dukungannya atas aspirasi tersebut. Namun, ia mengingatkan agar aksi tuntutan dilakukan secara kompak dan tetap dalam koridor NKRI.

"Kita sudah memegang konsesus NKRI adalah harga mati. Jadi jangan merdeka-merdeka dulu. Jadi kalau kita mau berjuang, mari bersama-sama. Saya pimpinan MPR, masih ada 7 anggota DPR RI lainnya asal Kaltim. Selain itu, masih ada 4 anggota DPD juga asal Kaltim. Mari duduk bersama dan sama-sama berjuang untuk keadilan yang lebih baik bagi Kaltim," tegas Mahyudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com