Dia merasa sejauh ini hanya perusahannya yang dibidik terkait persoalan limbah ini. Irwan menuntuk sejumlah pihak memberikan keberimbangan atau diperlakukan sama terhadap semua perusahaan.
"Di sekitar pabrik kami juga banyak. Misal pabrik minuman, kertas, hingga garmen. Tolong dicek juga. Apabila memang secara nyata sungai itu tercemar dari limbah milik kami, saya bertanggungjawab," ungkap Irwan, Rabu (14/1/2015) sore.
Pihaknya memastikan, limbah yang dibuang ke sungai Klampok sudah melalui instalasi pengolahan terlebih dahulu. Menurut dia, sejak hadirnya pabrik Sido Muncul, dirinya menginginkan kapasitas limbah buang sebanding dengan kualitas produksi. Sehingga seluruh proses produksi hingga limbah, harus cermat, teliti, dan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
"Ada delapan pabrik yang berada di sana. Tolong dilihat satu persatu IPAL nya. Termasuk juga limbah domestik sekitar 70 persen. Saya ingin ada perimbangan dan tidak hanya Sido Muncul yang disidak atau diselidiki," ungkap Irwan dengan nada protes.
Sebelumnya dikabarkan, Komisi C DPRD Kabupaten Semarang menyimpulkan limbah yang dibuang pabrik jamu PT Sido Muncul ke Sungai Klampok, patut dipertanyakan. Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Agus Budiono mengatakan, hasil dari sidak ke pabrik jamu nasional ini menunjukkan secara visual, limbah yang dibuang oleh PT Sidomuncul di sungai Klampok berwarna hitam dan berbau tajam. Kondisi itu persis dengan yang dikeluhkan oleh masyarakat melalui LSM Organisasi Pelestari Sungai Indonesia (OPSI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.