Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.504 Ton Beras Bulog Madura Raib

Kompas.com - 14/01/2015, 15:33 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Pamekasan mengusut raibnya beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre XII Madura, Jawa Timur, sebanyak 1.504 ton. Untuk mengungkap motif raibnya beras bantuan untuk rakyat miskin tersebut, Kejari Pamekasan sudah memanggil 30 saksi untuk diperiksa.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Pamekasan, Samiaji Zakaria, Rabu (14/01/2014) di kantonya menjelasklan, dari keterangan yang disampaikan para saksi, raibnya beras Bulog mengarah kepada pengadaan yang janggal alias fiktif. Hal itu dikuatkan berdasarkan pengumpulan data yang sudah dilakukan Kejari Pamekasan.

“Kalau barangnya hilang siapa yang mencurinya. Di gudang penyimpanan dijaga ketat dan kunci gudang berlapis,” terang Samiaji.

Saat ini, lanjut Samiaji, proses hukum kasus hilangnya beras Bulog itu sudah ditingkatkan kepada penyidikan. Dua orang dari internal Bulog Madura yang diperiksa Kejari Pamekasan dianggap orang yang mengetahui langsung soal keberadaan beras di gudang Bulog.

Raibnya beras tersebut diduga sudah direncanakan dan sudah berlangsung lama. Selain itu, jumlah beras yang raib sangat fantastis.

“Jika dua alat bukti sudah dianggap cukup, maka baru kami akan tetapkan sebagai tersangka,” imbuhnya.

Kasus ini menguap ke permukaan setelah adanya temuan dari pengawas Bulog Jawa Timur. Hasil pemeriksaan tersebut menemukan adanya kejanggalan stok beras di dalam gudang. Jumlah stok beras ternyata tidak sesuai dengan administrasi yang ada.

Setelah didalami, pengeluaran beras ternyata tidak ada. Rata-rata desa yang dijadikan sampel penerimaan beras miskin (raskin) tidak sesuai dengan data yang ada. Setahun, salah satu desa hanya ada menerima raskin tiga kali. Sedangkan data pengeluarannya tidak jelas.

“Saat penyelidikan kami mulai, ternyata kita mendapat kesimpulan sementara bahwa beras tidak hilang, melainkan proses pengadaan beras secara fiktif,” ungkap Samiaji.

Terkait dengan kerugian yang dialami negara atas kasus ini, Samiaji meprediksi mencapai Rp 9 miliar lebih. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indoneisa juga sedang melakukan audit atas kerugian atas hilangnya beras Bulog Madura. Hitung-hitungan sementara, BPK menemukan adanya kerugian negara hingga Rp 12 miliar lebih.

“Kalau BPK kemarin merilis kerugian mencapai Rp 12 miliar lebih. Apakah kerugian itu akumulasi dari tunggakan raskin yang sampai akhir tahun masih mencapai 1.800 ton,” pungkas Samiaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com