Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Terduga Teroris yang Ditangkap di Bima Anggota Jaringan Poso

Kompas.com - 12/01/2015, 15:28 WIB

MATARAM, KOMPAS.com
- Satu dari dua terduga teroris yang diamankan, Kamis (8/1/2015), di wilayah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, yakni DE, warga Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda, terindikasi memiliki keterlibatan dalam jaringan Santoso di Poso.

"Keterlibatannya masih dipertajam, namun keduanya memang terindikasi ikut dalam kelompok Santoso terutama peran yang dilakoni DE," kata Kasubdit I Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda NTB AKBP I Made Yasa di Mataram, Senin (12/1/2015).

Sedangkan ER, lanjut dia, bertugas untuk menyalurkan dana kebutuhan bagi keluarga teroris di wilayah Bima, baik itu para istri anggota yang sedang ditinggalkan suaminya untuk ikut pelatihan di Poso, maupun janda yang suaminya diketahui telah meninggal.

Diketahui, penangkapan kedua terduga berawal dari kecurigaan anggota Polresta Bima yang sedang berpatroli pada Kamis (8/1) dini hari. Anggota menemukan keduanya sedang duduk bersama seseorang yang berhasil meloloskan diri yakni F di belakang kantor Wali Kota Bima.

Namun, identitas F sudah diketahui berdasarkan pemeriksaan kedua terduga maupun pencarian data di kepolisian. Hingga kini, polisi memperkirakan keberadaan F masih di seputaran Bima. "F masih menjadi buronan kami, pencariannya kini ditangani oleh Polresta Bima," ucapnya.

Kemudian, barang bukti yang menguatkan kedua terduga memiliki keterlibatan dalam jaringan teroris di Poso yakni dengan ditemukannya sebuah senjata api jenis "revolver" beserta beberapa butir peluru. Namun, dari pengakuan terduga, senjata api itu adalah titipan dari F kepada DE.

Selain senjata api yang diduga adalah milik anggota kepolisian itu, Polda NTB juga mengamankan beberapa barang bukti lainnya seperti senjata api jenis senapan angin, dua pedang, golok, dan arit. "Barang buktinya masih kami amankan dan periksa lebih lanjut," katanya.

Sehubungan dengan penyelidikan kasus tersebut, Yasa menuturkan, pihak Polda NTB tetap menjalin koordinasi dengan Densus 88/antiteror. "Kami sudah jalin koordinasi dengan Densus 88/antiteror, guna mengetahui sejauh mana keterlibatan dua terduga dalam jaringan Santoso," ucapnya.

Ia menambahkan, jika terbukti ada keterlibatan berdasarkan data Densus 88/antiteror, nantinya kasus ini akan dilimpahkan. "Kecuali, Densus 88/antiteror tetap mempercayai Polda NTB untuk menangani kasusnya," kata Yasa kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com