Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Tasikmalaya Waspada Bencana Longsor

Kompas.com - 07/01/2015, 16:50 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin menyatakan, wilayahnya ditetapkan sebagai daerah waspada bencana longsor selama cuaca buruk, terutama daerah Cigalontang yang telah menelan korban jiwa akibat longsor.

Wilayah ini pun memiliki kontur tanah labil dan memiliki riwayat titik gempa berbahaya yang merusak ribuan rumah pada 2009 silam.

"Tasikmalaya ditetapkan waspada bencana terus-menerus selama cuaca buruk masih terjadi. Cigalontang ini salah satu daerah paling rentan bencana longsor akibat kontur tanahnya labil dan berbukit-bukit," ujar Kundang saat berada di lokasi kejadian longsor di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (7/1/2015).

Selain Cigalontang, kata Kundang, hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya rawan bencana, terutama daerah selatan, yang berbukit-bukit dan berkontur tanah merah gembur yang mudah longsor saat hujan. Akibatnya, pemerintah melalui bupati setempat meminta kepada masyarakat untuk selalu siaga terhadap bencana yang kemungkinan terjadi setiap saat.

"Kami minta jika rumahnya berada di daerah rawan, kalau hujan, lebih baik mengungsi saja dulu ke lokasi aman," kata Kundang.

Sampai sekarang pun masih ada korban dari longsor sebelumnya, di Kecamatan Salawu dan Tanjungjaya, yang mengungsi di bangunan sekolah dan madrasah. Pasalnya, hujan secara intens masih akan terus terjadi sampai beberapa bulan ke depan.

"Korban longsor sebelumnya, yang rumahnya rusak dan terancam, masih mengungsi di bangunan sekolah dan madrasah. Akan tetapi, sekarang ngungsinya malam saja, kalau ada hujan," tambah dia.

Menurut Kundang, pemerintah setempat telah menyiapkan fasilitas apabila korban longsor di dua wilayah itu akan direlokasi. Namun, pihaknya sampai sekarang masih menunggu hasil penelitian tim geologi yang memeriksa apakah area itu masih layak atau tidak untuk dijadikan lokasi permukiman.

"Untuk relokasi, kita sudah siap. Namun, kita menunggu dulu hasil penelitian tim geologi. Sekarang mereka masih meneliti," kata Kundang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com