Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Lokasi Kebakaran, Warga Mengais Ceceran Batu Permata

Kompas.com - 06/01/2015, 18:38 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Belasan pria mengais puing-puing reruntuh kios Bening nomor A20 di Pasar Inpres Kebun Sayur di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang hangus terbakar, Selasa (6/1/2015). Mereka baru menghentikan aksinya setelah beberapa polisi mengusir keluar dari antara puing.

Fadillah, salah seorang warga yang masih berseragam kerja, salah satu di antara para pria ini. Sambil tersenyum lebar, Fadillah membuka telapak tangannya memamerkan belasan batu permata hasil mengais dari puing tadi.

"Belum tahu mau diapakan. Batu yang masih bagus sebenarnya masih bisa dipakai. Batu hasil proses bikinan manusia biasanya pecah karena panas dan tidak bisa dipakai. Seperti batu shapire biru ini, sudah pecah," kata Fadillah.

"Aku ambil ini saja. Yang lain boleh dibagi-bagi," kata Ibrahim, pemilik kios Bening.

Orang-orang pun kemudian berebut mengambil batu permata itu dari tangan Fadillah. Kios Bening salah satu ruko korban kebakaran besar yang melanda pusat oleh-oleh Balikpapan ini sekitar pukul 06.00. Sejumlah 135 ruko dari 343 ruko yang ada di komplek Kebun Sayur itu ludes.

Kios-kios yang habis terbakar, 24 kios di Blok A; enam kios di Blok B; 24 kios di Blok E; 24 kios di Blok F; 24 kios di Blok G; dan 33 kios di Blok L. Ribuan jenis kerajinan, baik batik dari berbagai daerah di Kalimantan, makanan, ukiran kayu dan besi, hingga batu permata Kalimantan ludes dalam kebakaran tersebut. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.

Api muncul selepas subuh setelah wakar atau satpam sewaan pulang dari menjaga pusat oleh-oleh ini. Beberapa warga mengatakan, awal kebakaran terjadi di kisaran Blok A. Api cepat merambat meski saat itu Balikpapan tengah diguyur hujan gerimis ringan. Akibatnya, hampir semua pemilik kios tidak sempat menyelamatkan isi dagangan dari dalam kios mereka.

"Saya beruntung. Saya merasa tidak enak hati sebelum pulang kemarin. Saya bawa pulang saja batu (permata) yang berharga mahal. Benar saja, ternyata ada kejadian di sini. Saya biarkan saja batu-batu yang masih tersisa. Bila ada yang ingin mengambil ambil saja," kata Ibrahim pasrah.

Dia pun membiarkan orang-orang mengais puing-puing reruntuh kiosnya. Kebakaran tidak berlangsung lama. Delapan belas mobil pemadam kebakaran menjinakkan api dua jam kemudian.

Sementara itu, kini polisi tengah menyelidik penyebab kebakaran. Polisi memeriksa setidaknya lima saksi. "Wakar yang menjaga saksi utama yang diperiksa," kata Kepala Polsek Barat Kompol Kipli S Supu.

Kebun Sayur memiliki daya tarik wisata yang sangat besar bagi Balikpapan. Pasalnya, pasar ini menjadi pusat souvenir. Pasar ini menjadi terkenal lantaran berisi ribuan jenis kerajinan yang menggambarkan keunikan Kalimantan Timur secara umum. Kerajinan itu mulai dari kain tenun dan batik dari berbagai kabupaten dan kota di Kaltim hingga ukiran kayu dan besi tempa.

Di pasar ini juga tersedia berbagai jenis kerajinan anyaman rotan hingga serat kayu yang menonjolkan ciri khas kedaerahan. Salah satu barang khas di pasar ini adalah cindera mata berupa mandau atau pedang khas suku Dayak.

Salah satu andalan Kebun Sayur adalah dijualnya batu-batu perhiasan yang dikemas baik dalam bentuk kalung, gelang, hingga cincin. Orang-orang kerap menyebutnya sebagai batu permata. Kebanyakan barang didatangkan dari luar Balikpapan. Pelancong hingga tamu yang datang atau melintasi Balikpapan sering kali tidak melewatkan kesempatan belanja berbagai kerajinan untuk oleh-oleh di pasar ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com