Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur "Tracking" Akan Dibuka di Sisi Selatan Gunung Merapi

Kompas.com - 06/01/2015, 10:00 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pesona sisi selatan Gunung Merapi tak pernah hilang meski sempat luluh lantak akibat erupsi pada tahun 2010. Bahkan, keadaan alam yang sudah mulai normal ditambah dengan bekas material vulkanik Merapi menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Melihat potensi wisata alam itu, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) berencana membuka jalur tracking di sisi selatan. Jalur yang masuk dalam rencana rencana strategis ini merupakan salah satu program untuk meningkatkan wisata alam di Taman Nasional Gunung Merapi serta pemulihan ekosistem Gunung Merapi.

Dulu, sisi selatan merupakan salah satu akses jalur para pendaki menuju puncak Gunung Merapi. Namun karena erupsi pada 2006 ditambah dashyatnya letusan pada tahun 2010, jalur Selatan terpaksa ditutup karena terputus dan kondisinya yang berbahaya. Pendakian Gunung Merapi sejak 2006 pun hanya direkomendasikan lewat Selo Boyolali, Jawa Tengah.

"Rencananya jalur Selatan akan dibuka, hanya saja konsepnya berbeda. Ini lebih pada wisata tracking," ujar Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNGM, Asep Nia Kurnia, Senin (05/01/2014).

Asep menuturkan, saat ini, pihaknya sedang menyusun rencana program lima tahun ke depan. Rencana, pembukaan jalur tracking sisi selatan Gunung Merapi menjadi salah satu program yang dimasukan.

"Membuka jalur pendakian dari selatan itu kita masukkan dalam program strategis lima tahun ke depan," tandasnya.

Nantinya, jalur tracking sisi Selatan Gunung Merapi akan melewati Kali Kuning dan Watu Kemloso. Di lokasi ini, para wisatawan akan dibuat takjub dengan hamparan batu-batu besar yang berbentuk unik dengan latar belakang Gunung Merapi. Bentuk unik batu-batu tersebut terjadi secara alami, yakni akibat goresan-goresan terjangan awan panas.

"Watu Kemloso akan menjadi lokasi daya tarik tersendiri di jalur tracking ini. Tentunya bagi wisatawan mancanegara lokasi itu akan menjadi favorit," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com