Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Dokter di Lokasi Banjir Saat Natal

Kompas.com - 25/12/2014, 08:20 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Dengan terbata-bata, seorang dokter di Puskesmas Dayeuhkolot menelepon Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Achmad Kustijadi. Dalam perbincangannya, ia melaporkan kondisi korban banjir dan pengungsi lokasi banjir.

Achmad mendengar sesuatu yang berbeda dari suara dokter yang ada di seberang sana. Achmad mencoba bertanya, tetapi sang dokter terkesan ragu menyampaikannya. Beberapa saat kemudian, sang dokter pun mengucapkan kerisauannya.

"Dokter di Dayeuhkolot ini Nasrani. Sebagai Nasrani, tentunya ingin melaksanakan Natal bersama keluarga. Tapi, Dayeuhkolot sedang dilanda banjir. Makanya, dokter ini luar biasa bingungnya," ucap Achmad di Bandung, Rabu (25/12/2014) malam.

Tak berpikir panjang, Achmad pun langsung mengambil keputusan agar dokter yang merupakan Kepala UPTD Puskesmas tersebut mengambil cuti. Ia meyakinkan kepada sang dokter, jumlah tenaga medis tidak akan kekurangan dan kondisi kesehatan pengungsi maupun korban banjir lainnya bisa terpantau maksimal.

"Merayakan hari besar keagamaan adalah hak setiap orang. Dokter juga manusia dan mereka juga sebenarnya korban banjir. Meskipun ada yang cuti, saya jamin tidak akan ada kekurangan tenaga medis," ucapnya.

Sebab, selain tenaga medis yang berjaga di titik-titik kesehatan dan puskesmas, pihaknya menyediakan puskesmas keliling. Selain itu, semua tenaga medis di luar lokasi banjir siap membantu ketika dibutuhkan. Cukup dengan telepon, petugas medis akan datang ke titik pemeriksaan yang dimaksud.

"Yang kemarin dikeluhkan Camat Dayeuhkolot sebenarnya karena dia panik saja. Kemarin saya sudah berkoordinasi, kalau kekurangan tim medis, tinggal telepon, walaupun memang karena akses masuk ke Dayeuhkolot agak susah, jadi waktunya tidak bisa begitu cepat," tuturnya.

Yang harus diketahui juga, perlu ada pemahaman yang sama tentang petugas medis. Achmad menambahkan, tenaga medis jangan diartikan hanya dokter karena perawat, bidan, dan dokter gigi juga tenaga medis.

"Saya akui pelayanan kami belum maksimal. Tapi, banjir ini sudah berlangsung 10 tahun dan kita selalu menghadapinya bersama-sama. Jadi, tidak perlu panik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com