Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Teroris, Penjual Kerupuk di Banyuwangi Ditangkap Densus 88

Kompas.com - 23/12/2014, 10:21 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
 — Tim Densus 88 menangkap Adi Margono, terduga teroris, Senin (22/12/2014) sekitar pukul 19.15 WIB. 

"Pak Adi dibawa setelah shalat isya di depan mushala, saat dia menuntun saya keluar dari mushala karena memang mata saya tidak bisa melihat," ujar Slamet, warga sekitar yang rumahnya tepat di depan rumah Adi di Kelurahan Kebalenan.

Saat itu, Slamet sempat melawan ketika merasa ada seseorang yang mencengkeram kerah bajunya dan berteriak "polisi". Slamet mengaku kerah bajunya dilepaskan setelah orang yang mencengkeramnya tahu bahwa dia tidak bisa melihat.

Dia kemudian diberi tahu tetangganya bahwa Adi dibawa oleh seseorang berbadan tegap yang menggunakan rompi hitam serta membawa senjata.

"Tetangga bilang kalau yang nangkap Densus 88. Ada sekitar 20-an orang. Pak Adi langsung dimasukkan ke dalam mobil. Kejadiannya sangat cepat, tidak kurang dari lima menit. Baru 10 langkah dari mushala," ungkapnya.

Sementara itu, Asmoro, Ketua RT setempat, mengaku warganya yang ditangkap adalah Adi Margono, kelahiran Semarang, 16 Agustus 1968.

"Dia tinggal di rumah sendiri dengan istrinya dan dua anaknya. Sebelumnya, dia sempat kontrak di bagian depan. Tinggal di sini sekitar empat tahun," tuturnya.

Dia mengatakan, tidak ada pemberitahuan kepada dirinya saat penangkapan terjadi. Asmoro mengaku sedang tidak berada di rumah saat itu.

Menurut Asmoro, sebelum tinggal di wilayah perumahan, Adi dan keluarganya tinggal di rumah mertuanya di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi. Sehari-hari, Adi dikenal sebagai penjual kerupuk ikan.

"Semua administrasinya lengkap," tambah Asmoro.

Sementara itu, Kapolres Banyuwangi AKBP Tri Bisono Sumiharso membenarkan bahwa telah terjadi penangkapan terduga teroris di Banyuwangi.

"Iya Senin malam ada penangkapan oleh Tim Densus 88. Sekarang posisinya di bawa ke Jakarta. Pengembangannya nanti dulu. Pasti ada penjelasan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com