Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2014, 05:20 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Bencana banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi bencana rutin setiap tahunnya setiap musim hujan tiba. Setiap tahun, ribuan rumah warga di Kabupaten Bandung terendam air sehingga warga harus mengungsi.

Wakil Bupati Bandung Deden R Rumaji pun punya istilah sendiri untuk menyebut banjir musiman ini.

"Saya selalu bilang bahwa permasalahan banjir di kita ini, 'never ending story'," kata Deden di Bandung, Minggu (21/12/2014) malam.

Deden mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bandung sudah beberapa kali berupaya melakukan relokasi rumah tinggal warga yang rawan banjir, tetapi warga keberatan.

"Relokasi di sini memang agak berat karena warga di sini lebih cinta dan merasa bahagia tinggal di sini walaupun rumahnya direndam banjir. Ini kendala yang memang susah pemerintah menindaknya," kata Deden.

Pemkab Bandung, kata Deden, pada beberapa tahun ke belakang, sudah melakukan upaya relokasi. Misalnya, Pemkab Bandung sudah menyediakan rumah pengganti bagi ribuan warga yang diberikan secara gratis dengan tujuan agar warga Kabupaten Bandung terhindar dari bahaya banjir. Bahkan, kata Deden, hingga kini pihaknya tak henti-hentinya mengimbau untuk relokasi.

"Mereka sudah pernah pindah, lahannya kita berikan secara gratis, tapi anehnya mereka malah balik lagi ke tempat tinggal asalnya (yang rawan banjir)," ujar Deden.

Deden mengaku tak habis pikir mengapa warga bisa balik lagi ke tempat tinggalnya yang justru rawan banjir itu. "Mungkin mereka sudah cinta dengan kampungnya, susah kalau sudah cinta kampung mah. Makanya, saya bilang, ini jadi never ending story," kata dia.

Bahkan, kata Deden, para warga mencari berbagai cara agar nyaman tinggal di rumah meskipun rumahnya direndam banjir. "Para warga berlomba-lomba menaikkan rumahnya jadi berlantai 2, jadi berlantai 3. Jadi, kalau rumahnya yang lantai 1 direndam air, mereka tinggal di lantai 2 atau 3," katanya.

Dengan demikian, menurut Deden, warga setempat pun sudah tahu apa yang harus dipersiapkan ketika banjir datang. "Sudah tahu harus berbuat apa dan sudah tahu harus lari ke mana," katanya.

Pantauan Kompas.com di Kabupaten Bandung, memang banyak sekali warga yang menyediakan perahu. Hal ini pun diakui salah seorang warga, yang menyebut perahu untuk mengantisipasi banjir.

"Iya, jadi di sini hampir setiap rumah punya perahu. Kami sengaja bikin, persediaan untuk banjir," kata Ujang (40), warga Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com