Salah satu warga Baleendah, Usep (46) mengatakan, hampir setiap tahun rumahnya terendam banjir luapan Sungai Citarum. Namun hingga kini belum ada penyelesaian. Bahkan, kata dia, tahun ini banjirnya lumayan parah.
Usep mengaku, solusi paling memungkinkan adalah pindah ke lokasi aman dari banjir. Namun dengan penghasilannya sebagai buruh serabutan, hal itu sangat sulit terjadi. "Kami pasrah saja. Mudah-mudahan air segera surut. Tetapi dari pagi yang terlihat hanya mendung," ujarnya, Minggu (21/12/2014). [Baca: 1.600 Rumah di Bandung Terendam Banjir Hingga 2,5 Meter]
Usep mengaku bantuan dari sejumlah pihak mulai berdatangan. Mulai dari makanan, pakaian, hingga air bersih. Walaupun dari informasi yang diperolehnya, bantuan belum terdistribusi optimal, sehingga masih ada pengungsi yang belum mendapatkannya.
Sementara itu, pengungsi lainnya, Intan Sri Wahyuni (30) mengatakan, di rumahnya ketinggian air mencapai lebih dari satu meter, sehingga ia dan keluarganya memilih mengungsi. Sri mengungkapkan, rumahnya di wilayah Baleendah memang biasa tergenang banjir.
Sri berharap pemerintah cepat tanggap mencarikan solusi, seperti mengeruk Sungai Citarum. "Kalihatannya Sungai Citarum sudah mulai dangkal. Akibatnya, saat air besar datang, langsung meluap dan membanjiri permukiman," ucapnya.
Kepala Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan, menyatakan,di sebagian lokasi banjir air mulai sedikit surut. Ia berharap, air terus surut. "Total rumah yang terkena banjir sekitar belasan ribu," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.