Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2014, 13:53 WIB
KUPANG, KOMPAS.com — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya menyatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo ke NTT merupakan bentuk peneguhan pemerintah daerah dan 4,9 juta penduduk setempat untuk bangkit dan berjuang membangun daerah ini.

"Daerah NTT, seperti diketahui bersama, meski sudah berusia 56 tahun, masih terus bergumul dengan berbagai persoalan yang melilit, terutama masalah ketersediaan pangan, kekeringan, kemiskinan, dan persoalan infrastruktur sehingga tertinggal dari daerah lain di Tanah Air," kata Frans di Kupang saat menyapa Presiden Joko Widodo serta rombongan yang menghadiri HUT Ke-56 NTT, Sabtu (20/12/2014).

Gubernur Lebu Raya menyebut sejumlah persoalan, di antaranya jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur hingga Maret 2014 mencapai 994.680 orang (19,82 persen) atau berkurang sekitar 12.200 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang berjumlah 1.006.880 orang (20,24 persen).

Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode September 2013-Maret 2014, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen dan untuk pedesaan menurun 0,54 persen.

Selain peneguhan agar kuat menghadapi sejumlah persoalan sosial itu, Gubernur Lebu Raya juga menyatakan kegembiraannya dengan kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Iriana ke wilayahnya sebagai hadiah Natal 2014 dan Tahun Baru 2015.

"Sebuah peristiwa bersejarah, di saat NTT 56 tahun, Presiden RI Bapak Joko Widodo, dan Ibu Iriana Joko Widodo dan beserta rombongan berkenan hadir dan menjadi bagian dari masyarakat Nusa Tenggara Timur. Realitas ini sulit dipercaya, kehadiran ini disambut antusias dan kami syukuri sebagai hadiah ulang tahun NTT, juga hadiah Natal dan hadiah Tahun Baru," katanya.

Terlebih lagi, kata Frans, pada momen ini, Presiden Joko Widodo memilih Provinsi NTT sebagai lokasi pembangunan bendungan pertama dari target 49 waduk yang akan dibangun pemerintah dalam lima tahun mendatang.

"Ini suatu kebanggaan besar karena akan menjawab persoalan air baku dan irigasi bagi sawah untuk menggapai swasembada beras," katanya.

Karena itu, kata Frans, tidak salah kalau dirinya sering menelepon Presiden Joko Widodo untuk segera meletakkan batu pertama sehingga waduk seluas 147 hektar yang diperkirakan menelan biaya Rp 710 miliar itu dibangun untuk dapat menampung air pada musim hujan dan mengalirkan air pada musim kemarau bagi warga NTT.

Dia mengatakan, meskipun pembangunan bendungan tersebut menggunakan sistem multi-years dan untuk tahap pertama sesuai dengan kontrak dialokasikan anggaran sebesar Rp 40 miliar, irigasi itu diperkirakan dapat menyuplai air baku sebanyak 14,09 juta meter kubik.

Air dari bendungan ini nantinya akan berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga Kabupaten Kupang, yakni 100 liter per detik.

Dua hal lainnya sebagai hadiah juga adalah penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan DKI Jakarta untuk ternak dengan rencana alokasi anggaran Rp 2 triliun dan Jawa Tengah untuk pengelolaan kelautan dan perikanan dengan alokasi anggaran Rp 1 triliun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com