Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2014, 10:58 WIB
KUPANG, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Jakarta yang mencapai 160 ton per hari, persediaannya akan didatangkan dari Nusa Tenggara Timur karena provinsi tersebut memiliki stok cukup banyak dan kualitasnya terjamin.

"Kita 'impor' saja dari Nusa Tenggara Timur ketimbang dari luar negeri karena selain ongkosnya lebih mahal, impor dari luar terkesan mengabaikan potensi yang dimiliki di dalam negeri dan kurang memberdayakan peternak yang ada," kata Presiden di Kupang, Sabtu (20/12/2014), seusai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov NTT dan DKI di bidang peternakan.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyaksikan penandatanganan MoU pihak Pemprov NTT dengan Pemprov Jawa Tengah di bidang kelautan dan perikanan pada momentum HUT ke-56 NTT itu.

Untuk implementasi MoU itu, Presiden akan menugaskan secara khusus menteri yang memiliki tupoksi bidang peternakan dan mengawal serta mewujudkan kerja sama itu.

Presiden Jokowi menyebut hasil survei dan analisis tim teknis kedua provinsi dan laporan Gubernur Frans Lebu Raya soal ternak sapi di NTT cukup potensial untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.

Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) misalnya, kata Presiden menyebutkan laporan itu, hingga pertengahan September 2014, TTS telah mengirim 8.225 ekor dari total kuota sekitar 11.600 ekor yang ada atau menjadi kabupaten yang terbanyak mengirim ternak ke Pulau Jawa.

"Hal itu tampak dari dokumen izin pengiriman yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPPTSP) Provinsi NTT dan data pengantarpulauan ternak dinas teknis setempat," katanya.

Dengan demikian, kata dia, masih tersisa 2.875 ekor yang belum terkirim. "Mudah-mudahan hingga akhir tahun bisa memenuhi total kuota yang ditetapkan," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, urutan kuota terbanyak kedua setelah Kabupaten TTS adalah Kabupaten Kupang, yakni sebanyak 10.500 ekor. Realisasi pengirimannya hanya terpaut dua ekor dengan TTS, yakni 8.723, diikuti Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan total kuota 7.500 ekor. Realisasi pengiriman sapi oleh kabupaten ini sudah 100 persen.

Sementara itu, kabupaten yang memiliki kuota pengiriman antara 3.000 ekor hingga 4.750 ekor ialah Kabupaten Belu (4.750 ekor), Malaka (4.600 ekor), Sumba Timur (4.000 ekor), dan Rote Ndao (3.000 ekor). Realiasi pengiriman untuk Belu sebanyak 3.300 ekor, Malaka 2.935 ekor, Sumba Timur 3.816 ekor, dan Rote Ndao 1.176 ekor.

Ia menambahkan, ada empat kabupaten yang tidak ada penetapan kuota pengiriman sapi, yakni Lembata, Flores Timur, Alor, dan Sumba Barat. Hal ini disebabkan ternak sapi di kabupaten ini jumlahnmya terbatas dan untuk memenuhi kebutuhan dalam kabupaten saja terpaksa didatangkan dari kabupaten tetangga.

Kabupaten yang memiliki kuota tetapi sama sekali belum melakukan pengiriman ialah Sikka (500 ekor), Ende (1.500 ekor), Manggarai (1.800 ekor), Manggarai Timur (500 ekor), Sumba Barat Daya (100 ekor), Sumba Tengah (400 ekor), dan Sabu Raijua (150 ekor).

"Khusus kabupaten di Flores, hanya dua kabupaten yang melakukan pengiriman, yakni Nagekoe sebanyak 1.114 ekor dari kuota 1.700 ekor dan Manggarai Barat 465 ekor dari kuota 600 ekor," urai Jokowi.

Dia mengatakan, untuk tahun 2014, NTT memiliki kuota pengiriman sapi sebanyak 55.000 ekor. Hingga pertengahan September, realisasi pengiriman ialah sebanyak 38.054 ekor.

Seusai menghadiri peringatan HUT NTT dan menyaksikan penandatanganan MoU oleh tiga gubernur itu, Presiden Jokowi didampingi istri, Iriana Jokowi, dan rombongan terbang menggunakan helikopter menuju perbatasan Indonesia-Timor Leste, tepatnya gerbang utama Motaain untuk menemui warga perbatasan di Kabupaten Belu.

Setelah itu, dia akan kembali ke Kabupaten Kupang untuk meresmikan dimulainya pembangunan Waduk Raknamo dan meresmikan RSU Siloam serta menemui para nelayan di TPI Kupang, sebelum kembali ke Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com