Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika 20 Siswa SD Memainkan Atraksi Martumba...

Kompas.com - 19/12/2014, 23:28 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

TOBASA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 anak siswa SD Bona Pasogit Sejahtera, Kabupaten Tobasa, mempertunjukkan atraksi Martumba di hadapan puluhan peserta sosialisasi Geopark Kaldera Toba yang digelar di Taman Eden, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Jumat (19/12/2014).

Martumba merupakan tor-tor atau tarian khas asal Toba, yang hidup pada masa nenek moyang orang Toba. Dalam atraksi Martumba yang dimainkan anak-anak SD, pemain yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 anak perempuan memainkan tumba dengan menyanyi sambil menari dan bermain. Dengan mengenakan ulos Batak dan Mandar (sarung), anak-anak Toba ini dalam bagian Martumba memainkan tradisi menampi eme (padi), manduda (menumbuk) padi, marsitekka atau melompat di atas bilah bambu, marjambatan tapanuli (seperti main ular naga) dan jalan pakai batok kelapa. 

Atraksi ini tak pelak memukau penonton. Anak-anak ini seperti membawa penontonnya ke suasana zaman dulu di halaman sebuah rumah di perkampungan tua di Toba. 

"Martumba ini kami suguhkan sebagai bentuk pelestarian seni dan budaya Toba," kata Nehemia boru Sibuea (37), guru sekaligus pelatih anak-anak tersebut.

Menurut Nehemia, sebelum tampil, anak-anak dilatih bermain tumba selama hampir tiga minggu.

"Kegiatan ini sudah mulai terus kami gelar setiap ada momen. Ini diawali saat ada lomba Martumba di museum TB Silalahi Centre," terangnya.

Ditambahkan, beberapa tarian yang dipertunjukkan seperti jembatan tapanuli dan marsitekka merupakan mainan anak-anak yang mulai hilang saat ini.

"Melalui kegiatan-kegiatan seperti inilah kami bisa kembali menunjukkan permainan anak-anak zaman dulu yang mulai pudar," kata Lolita boru Sitorus (10), siswa kelas 5 SD yang ikut mempertontonkan Martumba.

Kata Lolita, dia dan teman-temannya dari kelas 4 dan kelas 5 satu sekolah akan terus memainkan Martumba ini. Tak cuma dalam kegiatan formal, tetapi dalam bermain di sekolah, permainan tumba tetap mereka mainkan.

"Kami mau melestarikan permainan Martumba sebagai milik orang Toba," kata Lolita.

Dalam kegiatan sosialisasi di Taman Eden, hadir sejumlah penggiat lingkungan seperti Marandus Sirait, RE Nainggolan dan juga perwakilan PT Toba Pulp Lestari yang mendukung kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan menjadikan Geopark Kaldera Toba menjadi anggota Global Geopark Networking Unesco (GNN-Unesco).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com