Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2014, 23:14 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandes bersama warganya yang berada di perbatasan dengan Timor Leste, kecewa karena Presiden Jokowi batal mengunjungi daerah tersebut. Kendati batal, menurut Raymundus, sampai saat ini ia bersama masyarakat Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, masih tetap melakukan persiapan dan menunggu kedatangan Jokowi.

“Kita sangat kecewa dengan pembatalan itu. Orang TTU juga orang Indonesia, sehingga kalau memang mengecewakan orang Indonesia itu bagaimana? Batas dengan Timor Leste itu bukan hanya Motaain saja, tetapi ada Kabupaten TTU. Kalau perhatian terhadap batas itu hanya Motaain dan TTU dianaktirikan, ya ini sepertinya kita tidak dianggap, sehingga saya minta kepada Presiden tidak boleh seperti itu,” tegas Raymundus.

Untuk diketahui, pembatalan kunjungan Presiden Jokowi ke Desa Napan disampaikan oleh Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT, Saka Moruk, saat dihubungi Kompas.com, Jumat malam, beberapa saat setelah Jokowi tiba di Kupang. [Presiden Jokowi Tiba di Kupang]

Saka mengatakan, pembatalan itu disampaikan oleh protokoler kepresidenan siang tadi sekitar pukul 14.00 Wita.

“Pembatalan itu disampaikan langsung oleh protokoler istana, karena Bapak Presiden mau melihat pintu utama atau pintu masuk terbesar yang masuk ke Timor Leste, yakni Motaain dan juga ingin melihat sistem pelayanan satu atap yang masih manual, jika dibandingkan dengan sistem pelayanan di Timor Leste,” kata Saka.

Namun begitu, Saka pun berharap, dalam perjalanan pulang dari Motaain nanti, Presiden Jokowi diharapkan bisa meluangkan waktu sedikit ke Desa Napan.

Raymundus mengatakan, selama ini kunjungan pejabat tinggi negara yang berada di Jakarta hanya melulu ke Motaain, Atambua. Sedangkan ke TTU sangat jarang. Padahal, kata dia, daerah itu sama-sama perbatasan yang butuh perhatian serius dari pemerintah pusat.

“Daerah perbatasan yang banyak masalah itu di TTU bukan di Motaain. Jangan melempar tanggung jawab kepada kami di daerah untuk menyelesaikan masalah di daerah ini, sementara persoalannya yang menyangkut batas negara harus diputuskan oleh pemerintah pusat,” kata Raymundus.

Raymundus mengancam akan mengerahkan warganya ke Kefamenanu, ibu kota Kabupaten TTU, dan akan melakukan aksi protes terhadap pemerintah pusat jika Jokowi tidak mengunjungi TTU.

Raymundus juga kecewa lantaran semua persiapan dalam rangka kunjungan Jokowi sudah dilakukan secara maksimal, tetapi hanya dalam hitungan beberapa jam tiba-tiba dibatalkan.

"Cara mengelola negara tidak seperti itu dong, karena ketika melakukan persiapan ini pun, saya tetap mengeluarkan uang negara,” kecamnya.

Kekecewaan senada juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Napan, Darius Anunu, yang sangat mengharapkan kedatangan Jokowi ke daerahnya.

“Kita sangat kecewa seandainya Pak Jokowi tidak datang, karena kita mau supaya Pak Jokowi bisa tahu kondisi masayarakat di perbatasan yang pembangunannya masih tertinggal dengan negara Timor Leste. Karena itu, kita berharap Pak Jokowi bisa berubah pikiran dan segera mengambil keputusan untuk datang ke Desa Napan,” tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com