"Laut pesisir barat (Samudra Hindia) yang menghubungkan Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa belum dioptimalkan secara maksimal, padahal kawasan tersebut potensial jika dilengkapi dengan pelabuhan samudra berstandar internasional," kata Ridwan Mukti.
Ia melanjutkan, di Sumatera yang daratannya menghadap Samudra Hindia, hanya ada tiga pelabuhan, yakni Teluk Bayur di Sumbar, Linau, serta Pulau Baai di Bengkulu, lalu baru tersambung lagi di Cilacap.
"Hanya ada tiga pelabuhan di daratan Sumatera yang menghadap Samudra Hindia, makanya jalur lautnya sepi. Jika pelabuhan samudra diperbanyak, saya yakin jalur tersebut akan ramai dan kepadatan di Selat Malaka bisa diatasi," ungkapnya lagi.
Ia menyarankan Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat mengambil inisiatif tersebut dengan mengoptimalkan dan membuat dermaga samudra baru, Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur, di Mukomuko, dan Pelabuhan di Pulau Enggano.
"Kepakan sayap tiga pelabuhan itu akan menjadikan Bengkulu (tempat) persinggahan kapal-kapal internasional. Ini momentum yang tepat untuk mengoptimalkan wilayah maritim Bengkulu," jelasnya.
Optimalisasi jalur laut untuk pembangunan ekonomi itu, menurut Ridwan, perlu segera dilakukan mengingat daerah Bengkulu yang diapit dua taman nasional, yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), sulit untuk berkembang jika berfokus pada daratan.