Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pelajar Ini Rancang Aksi Tawuran lewat Facebook dan SMS

Kompas.com - 18/12/2014, 17:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com
 — Aksi tawuran pelajar yang digagalkan aparat Polsekta Ungaran, Kamis (18/12/2014) pagi, ternyata melibatkan tujuh sekolah yang berbeda dari Kota Semarang dan Kabupaten Demak, yakni SMK Pelita 2 Semarang, SMK 5 Semarang (bukan SMA 5), SMK 1 Semarang, SMK 2 Semarang, SMK 3 Semarang, SMP Nurul Huda Semarang, dan SMP Siti Solehah (Demak).

Ada 54 (bukan 37) siswa yang diamankan, dua di antaranya adalah pelajar SMP kelas VII. Diperkirakan puluhan siswa lainnya lolos karena menumpang sepeda motor dan truk yang berbeda.

Rupanya, aksi tawuran itu telah dirancang dengan matang. Meski berasal dari sejumlah sekolah di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, mereka bisa satu komando lantaran terhubung melalui media sosial Facebook dan pesan SMS.

"Sebenarnya kami mau lihat pensi (pentas seni) di SMK dr Cipto Ambarawa. Kami janjian sama teman-teman ketemu di alun-alun Ungaran lewat Facebook dan SMS-an," kata Muhamad Zulfikar, siswa kelas VII SMP Nurul Huda, Tembalang, Kota Semarang, saat diamankan di Mapolres Semarang.

Dia menuturkan, kejadian itu berawal ketika dia dan rombongan pelajar SMK 5 Semarang dan SMK Pelita 2 Semarang akan "menggeruduk" pelajar lain di Ambarawa. Mereka berkumpul di alun-alun lama Ungaran sekitar pukul 09.00. Selanjutnya rombongan menumpang sebuah truk yang akan menuju ke Bawen. Sebagian lainnya ada yang berboncengan sepeda motor.

Rupanya, sopir truk sudah curiga dengan gelagat para pelajar tersebut. Selanjutnya sopir truk berhenti di depan Kantor Polsekta Ungaran yang hanya berjarak 100 meter dari alun-alun lama Ungaran.

Setelah truk berhenti di depan Polsek, para pelajar itu pun panik, lalu meloncat dari truk dan kabur ke arah lingkungan Legoksari, Ungaran. Anggota Polsekta Ungaran langsung mengejar para pelajar tersebut.

Setelah tertangkap, satu per satu pelajar tersebut digeledah dan polisi menemukan sejumlah senjata tajam berupa sabuk yang ujungnya dipasang gir sepeda motor sebanyak empat buah.

Saat dimintai keterangan, para pelajar tersebut mengaku akan menuju Ambarawa. Mereka mengelak akan melakukan tawuran, tetapi akan menonton pentas seni. Namun, polisi tidak percaya sebab mereka membawa senjata tajam. Bahkan, diperkirakan ada yang membawa parang sebab banyak masyarakat yang melihat pelajar yang berboncengan sepeda motor membawa parang.

"Pelajar yang kita amankan ini ada 54 orang. Sabuk berujung gir ada empat buah. Sebagai langkah antisipasi, mereka kita amankan. Sebab, mereka bawa peralatan seperti itu dikhawatirkan akan terpancing untuk melakukan tawuran," ujar Kapolres Semarang AKBP Muslimin Ahmad.

Para pelajar tersebut setelah dimintai keterangannya langsung dilakukan pembinaan. Sementara itu, alat-alat yang digunakan pelajar disita karena membahayakan. Kapolres mengatakan, perlu langkah antisipasi agar tidak ada tawuran, bisa melalui sosialisasi dan pembinaan di sekolah-sekolah.

"Saat ini langkah kita baru pada tahap pembinaan. Tetapi, jika melanggar hukum, tentu akan kita tindak tegas," tutur Muslimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com