Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Ambulans Datang, Tangis Mereka Pun Pecah...

Kompas.com - 15/12/2014, 15:06 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Nur Kholik (24) sibuk mondar-mandir ketika berada di Puskesmas Karangkobar, Banjarnegara, Senin (15/12/2014). Ketika mobil ambulans datang dari lokasi bencana, dia bergegas mempercepat gerakannya mendekati mobil. Dia tak sungkan menyibak keramaian, berharap apa yang dibawa dalam ambulans adalah salah seorang keluarganya.
 
Kholik tidak sendirian. Puluhan warga dari berbagai daerah datang ke Puskesmas untuk mengambil jasad sanak keluarga yang telah ditemukan tim gabungan evakuasi. Satu per satu mobil ambulans datang, saat itu juga keramaian mulai muncul.
 
Ketika mobil datang, tangis mereka pecah. Puluhan ibu-ibu tersedu-sedu. Bola mata mereka pun berubah menjadi kemerah-merahan. Suasana tersebut berlangsung hingga kini, dan belum diketahui kapan berakhir.
 
Saat ditemui Kompas.com, siang tadi, Kholik sendiri masih setia menggu jenazah kakak iparnya bernama Yuni Lestari beserta dua anaknya Fandi Yoga Pratama (6) dan Khalista Eurelia (2). Saat kejadian, Kholik mengatakan, mereka sekeluarga sedang berada di rumah.
 
Saat ditemukan, jasad Fandi berada jauh dari rumah tinggalnya. Kholik pun sejak kemarin menunggu kabar dari tim, mulai dari posko utama, kemudian mencari kabar hingga di puskesmas sampai hari ini.
Tribun Jateng/ Fajar Eko Nugroho Lokasi bencana longsor yang menimpa puluhan rumah di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Sabtu (13/12/2014).

Agar lebih mudah mengetahui jenazah kakaknya yang belum diketemukan itu, dia mengabarkan ciri-ciri fisik kakaknya ke petugas Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah.  
 
Menurut Kholik, ciri-ciri kakaknya berambut pendek, kulit putih, serta ada tanda tahi lalat di atas bibir. Dia bersama dengan kedua orang tuanya menceritakan seputar kondisi fisik sanak keluarga itu kepada petugas. Meski begitu, tetap saja dia setia menunggui dan bergegas ketika mobil ambulans datang.
 
Sebelum kejadian longsor, kata dia, orangtuanya sudah memperingatkan Yuni agar mengungsi ke rumah orangtuanya di Banyumas. Hal itu disebabkan sudah ada longsoran kecil yang terjadi di Sampang, namun tak ada korban jiwa. Namun, anjuran itu tak dituruti hingga mereka diperkirakan terpendam dari dalam material longsor.
 
"Orangtuaku, Pak Sarim, bilang, mereka suruh pulang (ngungsi ke rumah bapak di Banyumas). Tapi belum bersedia. Kami hubungan komunikasi terakhir dengan mereka Kamis malam kemarin," cetus dia.

Sementara itu, menurut Kholik, baru ada satu keluarga yang sudah berhasil ditemukan, diidentifikasi dan dimakamkan.

"Yang sudah satu keluarga cuma satu, namanya Fendi Budi Kristianto. Dia ketemu kemarin dan sudah dimakamkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com