Tarian Kolosal Puputan Margarana di Hari Juang Kartika TNI AD

Tarian kolosal ini menggambarkan bagaimana perjuangan pahlawan nasional asal Bali, I gusti Ngurah Rai yang berjuang melawan penjajah yang terkenal dengan Perang Puputan Margarana.

"Kita bisa ambil makna untuk semangat bagi prajurit TNI dalam bertugas, mengabdi pada bangsa dan negara. Semangat juang I Gusti Ngurah Rai menjadi panutan untuk pengabdian bagi bangsa dan negara," kata Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Torry Djohar Banguntoro, usai acara, tersebut.

Tarian kolosal dikemas menyerupai peristiwa yang sama dan daerah yang dijadikan titik perang Puputan yaitu di Banjar Basa, Margarana, Kabupaten Tabanan, Bali. Lengkap dengan Pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai, yang bertempur pada 20 November 1946. Hari itu kini dijadikan sebagai Hari Puputan Margarana.

"Ini perlu diapresiasi, bagaimana kita melihat pementasan yang sungguh mengingatkan akan perjuangan pahlawan kita I Gusti Ngurah Rai. Harus ditanam di dalam hati dan menjadi spirit bagi para prajurit," tegas dia.

Memang, pementasan yang dikemas dengan apik, baik dari penampilannya maupun efek suara pendukung dengan alunan musik perjuangan, sempat membuat penonton trenyuh dan sedih, bagaimana masyarakat dan Tentara Indonesia bersatu melawan penjajah.