Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan 23 Tulang di Rumah Syamsul Diduga Korban Mutilasi

Kompas.com - 12/12/2014, 22:32 WIB
MEDAN, KOMPAS.com — Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta Karokaro mengatakan, temuan 23 potongan tulang dan benda lainnya dari hasil penggalian tanah di sekitar rumah tersangka Syamsul Arifin/SA (51) di Jalan Beo/Madong Lubis diduga terkait pembantu rumah tangga (PRT), korban mutilasi.

Karena itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara akan melakukan pengujian terhadap benda-benda tersebut, baik secara manual maupun menggunakan peralatan mesin.

Menurut dia, hal tersebut bisa dilihat dan dibuktikan melalui struktur tulang setelah pengujian DNA di laboratorium forensik Polda Sumut.

"Apakah tulang itu berasal dari satu korban TKW atau lebih, bila masing-masing menunjukkan perbedaan, berarti korbannya lebih dari satu orang," ujar Kombes Pol Nico saat melihat temuan 23 tulang manusia, tiga gigi, enam celana dalam wanita, dan kain putih di rumah SA tersebut, Kamis (11/12/2014) sore. [Baca juga: Sudah 23 Tulang Manusia Ditemukan di Rumah Syamsul]

Kapolresta menjelaskan, mengenai penemuan enam pakaian dalam wanita, juga telah diperlihatkan kepada saksi E dan dibenarkan barang itu milik TKW Sri, rekannya yang pernah bekerja di rumah tersangka Syamsul. [Baca juga: Polisi Temukan Gigi Manusia Saat Penggalian di Rumah Syamsul]

"Kita sedang mencari keberadaan Sri, dengan menindaklanjuti berbagai informasi yang masuk," katanya.

Bahkan, menurut keterangan saksi E, Sri pernah bekerja di rumah tersangka Syamsul sejak tahun 2010, dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.

Dia menambahkan, jumlah PRT yang sudah dipastikan menjadi korban tewas adalah dua orang, yakni Hermin Rusdiawati, yang jasadnya dibuang di Barus Jahe, Kabupaten Karo, dan Yanti di Labuhan Deli.

"Kita ingin secepatnya menuntaskan kasus tersebut guna mengetahui berapa orang TKW yang menjadi korban," kata Kapolresta Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com