Kunjungan itu dimaksudkan mendorong para kades untuk menggalakkan tanaman obat keluarga (toga) di wilayahnya masing-masing setelah melihat langsung proses produksi jamu Sido Muncul.
"Sengaja saya ajak kades ke sini. Kita ingin mereka memanfaatkan Toga untuk menjadi kemajuan daerah. Saya percaya selama kita berusaha memanfaatkan alam dengan baik, maka ekonomi akan berkelanjutan," kata Basuri di sela kunjungannya ke pabrik jamu Sido Muncul.
Basuri menyatakan, untuk pengembangan Toga, pihaknya akan memanfaatkan secara maksimal lahan yang ada. Saat ini, di Belitung Timur, ada sekitar 50.000 hektar lahan bekas pertambangan yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku obat herbal atau jamu tersebut.
"Lahan itu akan kita manfaatkan optimal. Kades Lilangan sudah memanfaatkan lahan ekstambang untuk pertanian bisa menghasilkan Rp 2 juta sebulan, sehingga saya bawa kades supaya melihat bahwa jamu yang dianggap sebelah mata bisa dibawa ke tingkat internasional setelah diolah secara modern," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya melakukan MoU (perjanjian kerja sama) dengan Pemkab B Belitung Timur dalam hal pengadaan dan pengembangan bahan baku. Selain di bidang tanaman obat, kerja sama tersebut juga dalam penggunaan pupuk herbal buatan Sido Muncul, serta alih teknologi. Sedangkan jenis tanaman yang dimungkinkan cocok di Belitung Timur antara lain Kayu Putih dan Manggis.
"Harapannya sama-sama bisa membawa keberuntungan," kata Irwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.