Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suciwati: Penghargaan HAM Lebih Berharga jika Pembunuh Munir Terungkap

Kompas.com - 08/12/2014, 17:08 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

BATU, KOMPAS.com - Untuk memperingati Hari Hak Azasi Manusia (HAM) sedunia pada 10 Desember 2014 nanti, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberikan penghargaan anugerah HAM 2014 kepada dua tokoh nasional, Munir Said Thalib dan Maria Ulfa Soebandio Sastrosatomo.

Penghargaan untuk aktivis HAM Munir diberikan di Omah Munir di Jalan bukit Berbunga No 2, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur, Senin (8/12/2014), tepat pada perayaan ulang tahunnya ke-49. Penghargaan tersebut diserahkan perwakilan Komnas HAM, Siane Indriani dan Ansori Sinungan kepada istri almarhum Munir, Suciwati.

Ansori Sinungan, dalam sambutannya, mengatakan, Munir adalah tokoh yang layak mendapatkan apresiasi atas jasa-jasa yang dinilai luar biasa dalam memperjuangkan HAM.

"Almarhum Munir adalah tokoh muda pembela HAM yang sangat konsisten, pekerja keras dan berani dalam memperjuangkan hak azasi para korban pelanggaran HAM hingga akhir hayatnya. Munir pernah menangani sejumlah kasus pelanggaran HAM yang mendapat banyak perhatian masyarakat," katanya.

Ansoir menyebutkan beberapa kasus yang ditangani Munir, yakni soal Waduk Nipah Madura, pembunuhan aktivis buruh Marsinah, kasus Timor Timur dan sejumlah kasus lainnya. Munir meninggal dalam perjalanan menuju Amstredam di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri pada 2004 silam.

Lanjut Siane, penilaian kelayakan Munir meraih anugerah HAM tersebut dilakukan secara bertahap oleh tim penilai independen yang terdiri dari Prof Jimly Asshiddiqie, Hassan Wirajuda, Makarim Wibisono, Saparinah Sadli, Zumrotin K Susilo dan Bagir Manan.

"Ini adalah kali pertama dilakukan Komnas HAM memberikan penghargaan kepada tokoh yang dianggap berjasa atas penegakan hak azasi manusia di Indonesia. Ini juga merupakan wujud ucapan terima kasih dan apresiasi kepada orang yang layak menjadi inspirasi dan panutan bagi pemerintah maupun masyarakat dalam menegakkan, menghormati dan memajukan hak azasi manusia," katanya.

Sementara itu, Suciwati menyatakan, jika masih hidup, suaminya itu sudah berusia 49 tahun. Menurut dia, penghargaan untuk Munir akan lebih berharga jika kasus pembunuhannya diproses secara tuntas dan adil.

"Kalau hari ini dapat penghargaan dari Komnas HAM, hal ini menjadi tanggung jawab kita semua para pejuang HAM. Kita harus tuntaskan siapa pembunuh suami saya," katanya sembari merundukkan kepala.

Selain untuk Munir, penghargaan tersebut juga diberikan kepada Maria Ulfa Soebandio Sastrosatomo yang merupakan menteri pertanian pertama Indonesia. Maria dikenal konsisten dalam memperjuangan HAM. Salah satu perjuangannya, dia mengusulkan agar HAM menjadi pasal khusus dalam UUD 1945. Dia juga gigih memperjuangkan hak polisi, anti-poligami dan menentang perkawinan di bawah umur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com