Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikelilingi Kelompok Sipil Bersenjata, Kapolres Puncak Jaya Harapkan Perhatian Polri

Kompas.com - 06/12/2014, 05:19 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis


JAYAPURA, KOMPAS.com – Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya, AKBP Marcelis Sarimin mengeluhkan minimnya jumlah personil organik Polres Puncak Jaya, sementara wilayah kerja mereka membawahi dua kabupaten, tempat bercokolnya 6 kelompok sipil bersenjata yang kerap melakukan aksi penyerangan kepada aparat dan warga sipil.

Menurut Marcelis, jumlah personil organik Polres Puncak Jaya hanya berjumlah 218 personil, termasuk yang tersebar di Polsek dan Pos Polisi di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak.

“Setiap Polsek masing-masing beranggota 8 personil, sementara untuk Polsek Ilaga yang berada ibukota Kabupaten Puncak, saat ini beranggota 17 personil. Jumlah personil ini kurang memadai. Idealnya 30 personil per-Polsek,” ungkap Marcelis yang ditemui di Bandara Sentani, Jayapura, Jumat (5/12/2014).

Selain terkendala jumlah personil organik, Marcelis juga mengaku kesulitan mengakses wilayah kedua kabupaten tersebut, karena sebagian besar harus dijangkau dengan transportasi udara.

“Akibatnya kami sering kesulitan untuk merespon situasi darurat yang membutuhkan respon cepat,” ungkap Marcelis.

Di Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya, jelas Marcelis, terdapat 6 kelompok besar sipil bersenjata dan di antaranya masih sering melakukan gangguan keamanan dengan membaur dalam masyarakat. Ke-6 kelompok tersebut, masing-masing kelompok Militer Murib yang berbasis di Distrik Sinak dan Distrik Gomeh, kelompok tua pimpinan Titus Murib yang berbasis di kepala air, serta kelompok Peni Murib di Muara, yang ketiganya berada di wilayah Kabupaten Puncak.

Sementara itu, di Kabupaten Puncak Jaya, bercokol kelompok Goliat Tabuni yang berbasis di Distrik Tinggineri, kelompok Puron Wenda di Pilia yang kemudian berpindah ke Pirime, Kabupaten Lanny Jaya dan sisa kelompok Timika Wonda yang masih memiliki pengikut.

Dengan kerawanan yang cukup tinggi karena keberadaan kelompok sipil bersenjata ini, Marcelis mengaku sangat terbantu dengan penempatan 2 peleton Brimob BKO di Kabupaten Puncak dan 75 personil Brimob di Kabupaten Puncak Jaya. Namun pasukan ini sulit menggantikan peran personil organik setempat, karena keberadaan mereka tidak lama sehingga sulit membaur dengan masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan kehadiran pasukan BKO Brimob. Namun personil organik diperlukan untuk melaksanakan tugas kepolisian, termasuk mendeteksi dini potensi gangguan ketertiban masyarakat,” ungkap Marcelis.

Marcelis berharap dukungan dari Pemerintah dan Mabes Polri untuk secepatnya membentuk Polres Kabupaten Puncak, sehingga permasalahan keamanan di wilayah tersebut dapat diminimalisir. Dalam 3 bulan terakhir, terjadi dua kali penembakan dan perampasan senjata aparat TNI-Polri. September lalu, Pratu Abraham, prajurit Yonif 751 Raider tewas ditembak sekawanan anggota kelompok sipil bersenjata di Pasar Ilaga, Kabupaten Puncak.

Terakhir terjadi Rabu (3/12/2014) lalu, dua personil Brimob Detasemen A Polda Papua, Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Aprianto Forsen Benu ditembak sekelompok sipil bersenjata di halaman Gereja Kingmi Klasis Ilaga saat membantu mempersiapkan perayaan natal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com