Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Perakitan Kapal Perang, Kunjungan Menhan Tertutup bagi Media

Kompas.com - 05/12/2014, 19:53 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu ke lokasi produksi kapal perang di Lampung terlarang untuk diliput wartawan. Tidak ada penjelasan tentang alasan atas pelarangan tersebut.

Larangan peliputan itu disampaikan sekuriti PT Daya Radar Utama (DRU) yang memproduksi kapal perang.

"Maaf, Mbak, kami hanya menjalankan tugas. Pimpinan saya melarang wartawan masuk ke areal," kata Muhammad Ribut, seorang sekuriti PT DRU kepada wartawan, Jumat (5/12/2014).

Selain melarang, sejumlah sekuriti lainnya mengintai wartawan untuk memastikan agar jurnalis tidak masuk ke areal kunjungan menteri. Bahkan, salah seorang sekuriti menyela suruh wartawan pulang karena liputan kunjungan Menhan tak ada "amplop".

"Sudah, Mbak, pulang saja. Liputan di sini tak ada amplop," celetuk dia.

Sementara itu, Kapenrem 043 Garuda Hitam Mayor Inf CH Prabowo menjelaskan, kunjungan Menhan ini dalam rangka memantau kapal perang KRI 520 Teluk Bintuni yang dirakit oleh PT DRU. Kapal ini merupakan salah satu kapal perang pertama yang diproduksi dalam negeri dengan total biaya Rp160 miliar untuk menambah alutsista ketahanan RI.

Kapal itu diproduksi sejak Juli 2013 dan target awal selesai pada Oktober 2014. Selanjutnya kapal itu awalnya akan dipamerkan dalam parade alutsista pada Perayaan HUT ke-69 TNI di Surabaya. Namun rencana itu gagal teralisasi.

KRI Teluk Bintuni memiliki spesifikasi panjang 120 meter, lebar 18 meter dan tinggi 11 meter. Mesinnya berkekuatan 2×3285 KW dengan kecepatan 16 knot. Kapal tersebut memuat 10 tank Leopard, dua helikopter dan 361 pasukan bersenjata lengkap.

Selain itu, KRI Teluk Bintuni dilengkapi tiga jenis meriam, yakni satu unit meriam berdiameter 40 mm, dua unit 20 mm dan dua unit memiliki diameter 12,7 mm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com