Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mayat Korban Kami Bungkus Karung, lalu Kami Buang ke Rawa"

Kompas.com - 05/12/2014, 16:33 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Dua pelaku pembunuhan di Lampung Tengah, yang memicu bentrok antar-warga, ditangkap di Blitar oleh tim gabungan Polres Malang dan Polres Lampung Tengah. Kedua tersangka kabur ke desa kelahirannya di Blitar.

Dua pelaku yang ditangkap adalah Edy Supriyanto (43) dan Rusdi (54). Keduanya untuk sementara ditahan di sel tahanan Mapolres Malang, Jawa Timur.

Edy dan Rusdi sudah 12 hari menjadi buronan polisi. Mereka ditangkap pada Jumat (5/12/2014) di Desa Wlingi, Kabupaten Blitar. Mereka mengakui membunuh seorang warga yang belum dikenalnya karena dianggap memeras anak Rusdi, Hartoyo. Peristiwa itu terjadi sehari sebelum terjadi bentrokan.

"Saat itu, dia (korban) akan membeli HP milik Hartoyo. Sama Hartono tidak boleh dibeli. Karena tidak boleh, korban langsung mengeluarkan parang untuk membunuh Hartoyo. Saat itu, saya yang ada di lokasi langsung membelanya," kata Edy.

Menurut Edy, korban kerap melakukan pemerasan terhadap keluarga Rusdi dan Edy. Amarah yang lama terpendam itu memuncak pada hari pembunuhan itu. Edy, Rusdi dan Hartoyo mengeroyok korban hingga tewas.

Setelah dibunuh, jasad korban ditandu bertiga menuju rawa dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari lokasi kejadian dengan berjalan kaki.

"Mayat dia (korban) kami tandu bertiga. Supaya tidak diketahui warga lainnya, mayat kami bungkus karung, dan kami buang ke rawa di sana," akunya.

Seusai membunuh korban, ketiganya kembali ke rumah masing-masing. "Baru keesokan harinya, warga dan pihak keluarga korban menyerbu perkampungan dan membakar rumah keluarga Rusdi dan Edy.

"Saat terjadi bentrokan, saya tengah bertani di sawah. Rumah kami sudah dibakar warga," katanya.

Hartoyo, keponakan Edy, juga sudah diamankan pihak polisian setempat. "Saat itu, saya dan kakak saya memutuskan untuk kabur ke Blitar, untuk pulang kampung," katanya.

Rusdi dan Edy menyatakan penyesalan telah membunuh korban. Namun mereka mengaku tak punya cara lain untuk menghentikan aksi pemerasan dan perampokan selain membunuh pelakunya.

"Kami sudah pasrah. Daripada keluarga kami dirampok dan dianiaya terus, lebih baik dibunuh saja pelakunya," katanya.

"Kami di sana merantau, tapi mengapa kok jadi sasaran kejahatan terus. Kami terpaksa membunuh orang itu untuk membela diri dan menjadi keamanan keluarga kami," tegasnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat mengatakan, setelah keduanya ditangkap, kasus bentrokan di Lampung mulai menemui titik terang.

"Setelah di Lampung, keduanya akan diminta untuk menunjukkan lokasi jasad dibuang. Karena hingga kini, jasad korban belum ditemukan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com