Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pembunuh yang Picu Bentrok di Lampung Tengah Ditangkap di Blitar

Kompas.com - 05/12/2014, 15:10 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Dua pembunuh yang memicu bentrok antarwarga di Lampung Tengah, ditangkap di Blitar, Jawa Timur, oleh tim gabungan Polres Malang dan Polres Lampung Tengah. Keduanya kini ditahan di Mapolres Malang dan akan segera dibawa ke Lampung Tengah.

Dua orang itu, Rusdi dan Edi Supriyanto memang adalah warga Blitar. "Kedua pelaku adalah pemicu bentrok antardesa di Kelurahan Tanjung Harapan, Anak Tuha, Lampung Tengah," kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat di Mapolres Malang, Jumat (5/12/2014).

Menurut Wahyu, keduanya dibekuk di tempat persembunyian di Desa Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. "Kita hampir seminggu nyanggong keduanya di Blitar," ujar Wahyu.

Kedua tersangka sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Lampung. Mereka diburu karena diduga kuat telah menghabisi nyawa seorang warga yang kemudian memicu bentrok antardesa di Lampung Tengah. Dari Blitar, Rusdi dan Edi digelandang ke Mapolres Malang siang tadi.

Keduanya, tinggal di Lampung Tengah sejak tahun 1980. "Saya merantau sejak tahun 1980. Saya dan kakak saya (Rusdi) memang membunuh seorang warga sebelum terjadinya bentrok. Karena dia mau merampas HP milik Hartoyo (anak dari Rusdi) di pertigaan jalan. Saat itu saya melihatnya," cerita Edy di Mapolres Malang.

Pengakuan tersebut semakin menguatkan dugaan awal bahwa keduanya memang menjadi buronan kasus pembunuhan warga Lampung Tengah. "Yang membunuh tiga orang. Satu lagi masih di Lampung Tengah," kata Edy.

Edy dan Rusdi nekat membunuh anak kampung yang tidak diketahui namanya itu, karena kesal atas perbuatannya yang setiap harinya hanya merampok, mencuri, dan melakukan perampasan pada milik orang lain di desa setempat.

"Kerjaan dia merampok dan mencuri di desa sana. Warga sudah kesal. Ya saya bunuh saja," kata Edy.

Edy dan Rusdi mengaku pasrah akan tindakan pihak kepolisian. "Ditembak mati sekalipun saya pasrah dan mau. Dari pada anak kakak saya mati dibunuh. Itu harga diri bagi keluarga saya," kata dia.

Lebih lanjut, Rusdi mengaku, setelah korban dibunuh, jasadnya dibuang ke rawa di desa setempat. "Saya membungkusnya pakai karung. Saya pikul bertiga jasadnya, lalu saya buang ke rawa," aku Rusdi.

Diberitakan sebelumnya, di dua kampung di Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, memang terjadi bentrok antar warga, dan menyebabkan puluhan rumah di desa setempat dibakar warga. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (28/11/2014) lalu. Hal itu dipicu hilangnya seorang warga yang diduga dibunuh oleh warga kampung sebelah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com