Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Aniaya Mahasiswa, Presiden Diminta Copot Kapolda NTT

Kompas.com - 03/12/2014, 09:47 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Save NTT dan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) meminta Presiden Joko Widodo segera memerintahkan Kepala Polri Jenderal Sutarman untuk mencopot Kepala Polda NTT Brigadir Jenderal Endang Wijaya dari jabatannya.

Kedua kelompok itu menilai Kepala Polda NTT terbukti tidak cakap dalam mengelola masalah keamanan di NTT. Desakan tersebut menyusul penganiayaan yang dilakukan oleh puluhan anggota polisi terhadap salah seorang mahasiswa, saat menggelar aksi unjuk rasa menolak perdagangan orang di NTT.

Selain melakukan penganiayaan, polisi juga merusak dan mengobrak-abrik, Marga Juang, yakni Sekretariat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Kupang di Jalan Soeharto, Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kupang.

“Lebih jauh dari itu, Kapolda NTT terbukti tidak memiliki kepekaan nurani sedikit pun terhadap masalah perdagangan orang di NTT. Alih-alih menyelesaikan masalah perdagangan orang di NTT, sang Kapolda malahan membungkam secara represif gerakan moral pejuang mahasiswa,” kata Ketua Umum Save NTT Bonifasius Gunung dan Koordinator TPDI, Petrus Selestinus, Selasa (2/12/2014) malam.

Menurut Bonifasius, pihaknya secara tegas mendesak Kapolri untuk segera menarik Kapolda NTT dari posisinya sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum dan moral Polri terhadap tindakan brutal yang dilakukan oleh anggota Polri.

Kejadian ini adalah fakta yang terbantahkan kebenarannya bahwa Kapolda NTT tidak mampu menjalankan tugas dan tanggunjawabnya secara minimal sekalipun di NTT.

Bonifasius juga mendesak Kapolri untuk segera mengadili semua pelaku penganiayaan terhadap salah seorang aktivis mahasiwa Unwira yakni Saturnimus Djawa. Termasuk kepada yang melakukan penyerangan dan perusakan Sekretariat PMKRI cabang Kupang di Jalan Soeharto, Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kupang, NTT.

Selain itu, Save NTT dan TPDI juga mendesak Komisi III DPR RI segera memanggil Kapolri untuk mempertanggungjawabkan tindakan penganiayaan dan penyerangan yang dilakukan oleh anak buahnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 20 anggota Polda NTT berseragam lengkap, diduga mengeroyok seorang mahasiswa Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang dan melakukan perusakan di Sekretariat PMKRI cabang Kupang, Selasa (2/12/2014) siang.

Belum diketahui penyebab penganiayaan dan perusakan tersebut, tetapi diduga kuat karena aksi mahasiswa yang menggelar demontrasi menolak perdagangan manusia di NTT yang diduga melibatkan oknum pejabat tinggi di Polda NTT.

Terkait aksi polisi itu, Kepala Bidang Humas Polda NTT AKBP Agus Santosa membantah polisi menganiaya mahasiswa dan merusak markas PMKRI. “Perlu saya sampaikan bahwa kejadian tersebut tidak benar. Tidak ada penganiayaan terhadap mahasiswa maupun perusakan terhadap Sekretariat PMKRI," kata dia.

"Kejadian yang sebenarnya adalah tadi ada kegiatan unjuk rasa oleh mahasiswa Unwira yang dikawal oleh petugas dari Polresta Kupang, mulai berangkat dari kampus Unwira sampai selesai kegiatan, dan kembali ke kampus Unwira,” sambung Agus.

Agus mengatakan, setelah anggota Polresta Kupang selesai mengawal mahasiswa Unwira, anggota pun kembali ke Polresta. Namun tiba-tiba datang aktivis PMKRI menggelar unjuk rasa di depan Mapolda NTT dengan membakar ban dan blokade jalan. Aksi itu mengganggu ketertiban umum dan membuat takut pelajar yang kebetulan pulang sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com