Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Hujan Es, Ternyata Tebing Bukit Menoreh Longsor

Kompas.com - 30/11/2014, 20:21 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Empat rumah di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tertimpa tanah longsor. Musibah itu terjadi setelah sebelumnya hujan mengguyur kawasan perbukitan Menoreh itu selama satu hari.

Tiga rumah itu diketahui milik Sukri Al Tamami, Suro Sarji dan Imtihan, warga Dusun Tegalombo, Desa Ngargoretno. Sedangkan satu rumah lagi milik Buthuk warga Dusun Wonokerto, Desa Ngargoretno.  

Sukri, salah satu korban, menceritakan sebelum longsor terjadi hujan deras di perbukitan Menoreh sejak Sabtu (29/11/2014) siang hingga Minggu (30/11/204) pagi. Tanah yang labil tak kuasa menahan beban air, sehingga tebing setinggi sekitar lima meter panjang 30 meter di dekat rumahnya longsor.

“Seharian sejak Sabtu malam sampai Minggu dini hari hujan cukup deras, saya tidak bisa tidur karena khawatir kalau tebing samping rumah longsor. Dan benar saja, sekitar pukul 04.00 WIB tebing longsor. Keluarga saya yang sedang tidur langsung bangun dan menyelamatkan diri,” kata Sukri.  

Akibat musibah itu, tembok bambu rumah Sukri ambrol. Demikian halnya dengan rumah milik   Suro Sarji, Imtihan, dan Buthuk di Dusun Wonokerto.  

Imtihan, korban lainnya, menambahkan, sebelum longsor terjadi terdengar suara gemuruh sangat keras. Ia mengira suara tersebut adalah hujan es. “Saya kira terjadi hujan es. Tapi ternyata itu suara dari dinding bambu yang patah dan roboh," imbuh Imtihan.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun sebagian besar kondisi rumah para korban rusak berat dan belum dapat ditinggali lagi. Mereka berharap, pemerintah daerah segera memperhatikan kondisi tersebut. Untuk sementara para korban dan seluruh keluarganya mengungsi di rumah kerabat dan tetangga yang lebih aman.

Sementara itu, Kepala Desa Ngargoretno Dodik Suseno menjelaskan, kawasannya memang termasuk daerah rawan bencana, terutama bencana tanah longor. Hal ini karena tipologi tanah yang cenderung miring.

"Jika sewaktu-waktu terjadi bencana siap untuk mengungsi. Mengingat volume tanah longsor dan potensi terjadi bencana kembali masih besar, terutama saat turun hujan. Sedangkan soal kerugian para korban, nanti kami ajukan bantuan ke pemerintah," kata Dodik.

Dodik mengaku sudah memberikan bantuan logostik untuk warga yang kerja bakti. Warga bersama-sama membersihkan material tanah longsor dan membereskan dinding-dinding rumah yang roboh hingga Minggu siang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com