Nur Arief mengaku dipukul gurunya pada tanggal 25 November 2014, bertepatan dengan Hari Guru Nasional.
"Ia memukul saya tanpa alasan yang jelas. Mungkin karena mengira mencampuri urusan teman saya yang punya masalah di sekolah," jelasnya sambil terbaring dengan infus di RSU Batara Guru, Jumat (28/11/2014) malam.
Selain dipukul, Nur Arif juga mengaku kerap diancam akan dikeluarkan oleh gurunya jika melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib. Ancaman serupa juga disampaikan sang kepala sekolah.
Karena tidak tahan melihat anaknya mengeluh kesakitan saat dirawat di RSU Bata Guru, ibunda Nur Arief, Nuraini, akhirnya melaporkan peristiwa pemukulan anaknya itu ke kepolisian setempat, Jumat pagi tadi.
“Saya tidak tahan anak saya terus mengeluh sakit dan kerap muntah mengeluarkan darah," kata Nuraini.
Berdasarkan hasil rontgen yang dilakukan pihak rumah sakit, korban mengalami patah tulang di bagian punggung.
Kapolres Luwu AKBP Alan Gerrit Abast berjanji akan memeriksa guru yang diduga memukul Nur Arief. Jika terbukti menganiaya siswanya, pelaku akan segara ditahan.
"Kita akan segera melakukan tindakan. Jangan sampai siswa ini mengalami trauma," jelas Alan Gerrit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.