Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Mesti Kau Tabrak Pakai Mobil Polisi? Kasihan Anakku"

Kompas.com - 28/11/2014, 14:52 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com - Kematian Ary (17), warga Jl Pampang 1, dalam bentrokan antara mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan polisi di Makassar, Kamis (27/11/2014), mengisahkan duka yang dalam bagi keluarga.

Keluarga terpukul ketika mengetahui hasil otopsi terhadap jenazah, Jumat (28/11/2014). Ary yang kesehariannya mengatur arus lalu lintas dengan memungut upah dari pengendara atau yang kerap disebut "Pak Ogah" di Jl Urip Sumoharjo, depan kampus UMI, ini tewas mengenaskan dengan luka robek menganga di kepala bagian belakang.

Anak bungsu dari delapan bersaudara ini hanya mengecap pendidikan sampai kelas 1 SD saja. Dengan kemampuan ekonomi keluarga Ary yang sangat pas-pasan inilah, sehingga dia mencari nafkah hidup sebagai "Pak Ogah".

Terlebih lagi, ayah Ary, Abdul Wahab (62) hanya bekerja sebagai staf biasa di perusahaan swasta bergerak di bidang besi baja. Ary pun mulai menjadi pak Ogah sepeninggalan ibunya dua tahun lalu. Di situlah, Ary banyak mengenal mahasiswa UMI dan membantu melakukan penyeberangan.

Ary, ayah dan saudaranya yang lain tinggal di rumah mungil berukuran sekitar 5x6 meter. Rumah ini berada di lorong kecil antara rumah batu bertingkat. Itu pun ukuran lorong hanya semeter dan membelok ke kiri. Jarak dari jalan besar ke rumah dari kayu berlantai dua ini berada di ujung lorong buntu itu sekitar 30 meter.

Kondisi bangunan kayu itu sudah tua termakan usia dan jarak antara lantai dasar dengan lantai dua berkisar 2 meter. Jadi ketika ingin masuk ke dalam rumah, kita harus masuk dengan keadaan membungkuk sedikit agar tidak terbentur dengan kusen pintu.

Di dalam rumah, sang ayah tak dapat membendung tangisnya. Dia terus meratapi nasib anak bungsunya yang tewas mengenaskan.

Sejumlah keluarga dan tetangga pun sudah berada di dalam rumah tempat jenazah Ary disemayamkan. Dua orang pemandi jenazah mengukur dan menggunting-gunting kain kafan yang akan dikenakan pada jenazah Ary.

Abdul Wahab masih mengira, anaknya tewas akibat ditabrak mobil AVC milik polisi yang terbuat dari besi baja itu.

"Kenapa mesti kau tabrak pakai mobil polisi? Kasihan itu anakku. Saya mau pelakunya yang membawa mobil polisi itu segera ditangkap dan diadili," ratap Abdul Wahab di depan jenazah anaknya.

Abdul Wahab mengungkapkan, semalam Direktur Intelkam Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Baharuddin Djafar datang meminta korban diotopsi. Dia pun mengizinkan polisi membawa jenazah Ary ke RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Kamis (27/11/2014) malam, dan dikembalikan, Jumat (28/11/2014) pada pukul 07.00 Wita.

"Seandainya saya tahu jika otopsi itu dibuka seluruh organ tubuh, saya tidak akan memberinya izin. Saya tidak tahu kalau otopsi itu dibelah-belah jenazah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com