Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Superkids Indonesia", dari Cium Tangan hingga Foto Bareng

Kompas.com - 27/11/2014, 12:32 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Meski langkahnya terhenti di perempat final, nama Garuda Muda Indonesia U-12 (Asad 313 Purwakarta) begitu melekat di hati insan sepak bola dunia. Hal ini tidak hanya disebabkan kemampuan Asad dalam membungkam juara bertahan, Perancis, tetapi juga karena sikap ketimurannya.

Kompleks Hotel Paradise Golf dan Lake Resort Sao Paulo, Brasil, menjadi saksi ketenaran mereka. Bahkan, saat 12 anak ini menginjakkan kaki pertama kalinya di hotel tersebut, semua mata tertuju kepada mereka.

Tim Asad begitu ramah, tersenyum kepada semua orang yang ada di hotel, dan tidak terlihat lelah maupun mengalami jetlag, padahal perjalanan dari Jakarta-Brasil sangat melelahkan. "Mungkin motivasi besar untuk mengharumkan nama Indonesia membuat mereka sama sekali tak terlihat lelah," ucap pelatih Asad 313 Purwakarta, M Ramdan, kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2014).

Sesampainya di hotel, keceriaan khas anak sangat terlihat. Terlebih lagi, ini pengalaman mereka pertama kalinya masuk hotel bagus di luar negeri. "Hotelnya bagus sekali, senang ada di sana," ujar salah satu pemain Asad, Yadi Mulyadi.

Uniknya, anak-anak ini tidak hanya melemparkan senyum kepada semua insan sepak bola dunia. Jika bertemu dengan orang yang lebih tua, termasuk pelatih tim negara lain, Garuda Muda tak sungkan untuk cium tangan.

Sikap ini menarik perhatian orang-orang di Brasil, baik masyarakat Brasil maupun tim sepak bola 32 negara yang mengikuti final dunia Danone Nations Cup (DNC) 2014. Sebab, di negara mereka, tak ada budaya seperti itu. "Bukan hanya sama pelatih tim lain, sebelum bertanding, anak-anak cium tangan dulu sama pelatih. Hal ini membuat wasit dan orang-orang di Brasil sangat menyayangi anak-anak dari desa ini," ucap Ramdan.

Keramahtamahan anak-anak Indonesia ini membuat Asad terkenal. Bahkan, ketika Asad harus adu penalti dengan juara bertahan Perancis, orang-orang yang duduk di bangku penonton, yang berasal dari berbagai warga negara lain, meneriakkan "Indonesia… Indonesia… Indonesia..." Sesuatu hal yang luar biasa.

"Akhirnya, berkat doa masyarakat Indonesia di Tanah Air dan dukungan penonton di Brasil, Indonesia bisa mengalahkan Perancis," imbuhnya. (Baca: Datang dari Desa, "Superkids Indonesia" Bungkam Juara Dunia)

Sejak saat itu, anak-anak Indonesia menjadi buah bibir dan terkenal. Banyak tim sepak bola dunia maupun penonton yang ingin berfoto bersama dengan anak-anak desa tersebut. Di mana pun mereka bertemu, pasti selalu diminta foto bareng.

"Alhamdulillah, mereka disayangi banyak orang. Kepolosan anak-anak, kebiasaan hidup di desa yang dibawa ke Brasil membuat orang di sana menyukai anak-anak Indonesia," ungkap Ramdan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com