Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Cairkan PSKS, Pria Tua Sebatang Kara Ini "Gigit Jari"

Kompas.com - 26/11/2014, 16:15 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com
 — Suwali (73), warga Dusun Manikmoyo, Desa Kalisidi, Ungaran Barat, tertunduk lesu di salah satu deretan kursi kosong di Kantor Pos Ungaran, Jalan MT Haryono, Ungaran. Tangannya menggenggam erat selembar kupon bantuan langsung tunai (BLT) dan kartu keluarga yang sudah lusuh.

Dia bermaksud mencairkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) seperti yang lainnya. Namun, pria renta yang hidup sebatang kara ini harus menelan kenyataan pahit. Dia ditolak karena tidak mempunyai Kartu Perlindungan Sosial (KPS).

"Kasihan Mbah Suwali, dia benar-benar warga miskin. Rumah saja tidak punya. Istrinya sudah meninggal setahun lalu dan tidak punya anak. Seharusnya dia dapat karena warga lainnya yang dulu dapat BLT diberi KPS," kata Ahmad Sulaeman (46), yang mendampingi Suwali.

Suwali berangkat bersama 10 warga miskin Desa Kalisidi lainnya. Dia terpaksa didampingi Sulaeman lantaran kondisi kesehatannya yang buruk, mengakibatkan dirinya tidak bisa berjalan normal. Suwali dan tetangganya menyewa mobil L300 untuk bisa sampai di Kantor Pos Ungaran.

"Kulo mpun mboten saged nyambut damel (Saya sudah tidak bisa bekerja)," kata Suwali.

Rencananya, jika dia dapat mencairkan dana PSKS sebesar Rp 400.000 itu, dia akan membeli beras. Sebulan yang lalu, rumah semipermanen yang dihuninya roboh karena sudah dimakan usia. Kini Suwali menumpang di rumah tetangga yang masih saudara jauh dari mendiang istrinya.

"Makan minumnya dari para tetangga," imbuh Sulaeman.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ungaran Barat, Sujadi, saat dikonfirmasi, menjelaskan, ada kemungkinan Suwali tercecer saat dilakukan pendataan oleh petugas Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga tidak tercatat dalam daftar penerima KPS.

"Setelah kami cek, Mbah Suwali masuk di data BPS tahun 2009 sehingga kupon yang dibawanya sudah kedaluwarsa. Kemungkinan di pendataan berikutnya dia tercecer," kata Sujadi.

Dia menjelaskan, untuk bisa menerima dana PSKS, penerima manfaat harus menunjukkan KPS kepada petugas Kantor Pos yang sudah ditunjuk.

Sebelumnya, KPS dibagikan kepada warga tak mampu langsung ke rumah masing-masing via pos. KPS secara otomatis menggantikan kupon BLT versi pendataan BPS tahun 2011.

"Temuan ini kami catat. Kami akan pastikan pihak RT, RW, atau desa memasukkan nama Suwali pada pendataan berikutnya," kata Dujadi.

Terlepas itu, dia juga tidak menampik, penyaluran PSKS tidak tepat sasaran. Pasalnya, menurut dia, pembagian KPS berdasarkan data survei tahun 2011.

"Bisa jadi saat disurvei miskin, sekarang sudah kaya, atau sebaliknya," pungkas Sujadi.

Hari ini adalah hari pertama pembagian dana PSKS di Kabupaten Semarang. Sebanyak 2.255 rumah tangga sasaran (RTS) di wilayah Ungaran Timur dan Ungaran Barat dijadwalkan menerima bantuan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi itu. Jumlah penerima secara keseluruhan se-Kabupaten Semarang mencapai 19.074 RTS, yang akan dibagikan secara bertahap di masing-masing Kantor Pos terdekat maupun kantor kecamatan terdekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com