Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menagih Janji Presiden Jokowi di SDN 3 Pakusambeng...

Kompas.com - 26/11/2014, 15:16 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Di ruang Unit Kesehatan Sekolah, SDN 3 Pakusambeng Cirebon, Muhamad Aldi (10) belajar sendirian. Dia menjadi satu-satunya siswa kelas 4 di sekolah yang terletak di Desa Pakusambeng, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon itu. Aldi terpaksa belajar di ruang tersebut, karena atap bangunan ruang kelasnya nyaris ambruk.

Meski berada di ruang UKS, tak ada peralatan kelas yang memadai, hanya bangku, meja, dan papan tulis sederhana. Bola dunia, jam dinding, penggaris, dan beberapa sarana dan prasarana yang mendukung untuk belajarnya sama sekali tak terlihat.

Bahkan Burung Garuda sebagai lambang Negara Indonesia pun tak ada. Foto pemimpin Bangsa Indonesia pun masih Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden, dan Budiono sebagai Wakil Presiden. Tak ada foto Joko WIdodo dan Jusuf Kalla yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019.

Selain merasa kesepian, sesekali Aldi juga dibayangi rasa takut. Takut akan kejatuhan bilik atap bangunan yang sudah rusak, dan kayu-kayu peyangga yang sudah rapuh. Aldi harus menciptakan semangatnya sendiri di tengah dinding ruang kelas yang sangat kusam.

“Lagi belajar Bahasa Indonesia. Sering kesepian, dan malas, karena tak ada teman. Saya pingin punya teman, dan sekolahan yang bagus,” keluh Aldi di tengah jam belajarnya, Rabu (26/11/2014) pagi.

Kondisi bangunan memprihatinkan itu juga terlihat di beberapa kelas lainya. Tak jauh berbeda, atap kelas bolong dan rusak menjadi pemandangan biasa. Jendela berbahan bambu yang  dilapisi kaca pecah, cat dinding kusam, dan pemandangan miris lainnya, bukan menjadi sebuah masalah.

Mereka tetap belajar setiap harinya dengan semangat yang harus dipaksakan. Mereka harus menimba ilmu dengan kondisi sekolah yang memprihatinkan. Lebih menyentuh, masih ada saja siswa-siswi yang pergi ke sekolah hanya mengenakan sandal, atau bahkan tak beralas kaki.

Ya beginilah adanya. Mereka (siswa siswi SDN 3 Pakusambeng) rata-rata anaknya buruh tani di sekitar sini. Berangkat pagi, pulang sore. Kalau sampai tidak mendapat perhatian, ya sudah biasa,” kata Edi Yohana (51), guru Kelas 4 SDN 3 Pakusambeng.

Namun, meski demikian, Edy dan beberapa siswa di sekolahan yang terpencil itu, tetap semangat untuk belajar. Di sela berkeliling lingkungan sekolah, Kepala Sekolah SDN 3 Pakusambeng, Makiuddin SPd, mengaku resah melihat kondisi bangunan, dan kondisi siswa yang sangat memprihatinkan.

Sejak dibangun tahun 1980an, SDN 3 Pakusambeng nyaris tak pernah tersentuh pemerintah sedikit pun. Permohonan bantuan untuk rehabilitasi yang diajukan berulang kali tak pernah ada hasilnya.

“Kalau memang mau  di-merger (digabung), dengan sekolah lain ya silahkan. Dan kalau memang mau direhab ya secepatnya. Kami sangat membutuhkan ketegasakan dan kejelasan dari Pemerintah. Tapi sampai saat ini, bertahun-tahun, tak pernah ada jawaban dan respons. Akibatnya, siswa siswi yang menjadi korban,” ungkap dia.

Edy menyebutkan, SDN 3 Pakusambeng sempat memiliki 300-an murid. Namun sejak tahan 2000, jumlah murid terus menurun. Saat ini hanya terdapat 61 pelajar, kelas 1 ada sembilan siswa, kelas 2 ada 11 siswa, Kelas 3 ada 11 siswa, kelas 4 ada satu siswa, kelas 5 ada sembilan siswa, dan kelas 6 ada 20 siswa.

Mereka dididik oleh enam guru, satu kepala sekolah, dan satu penjaga sekolah. Para penduduk mulai meninggalkannya karena takut menjadi korban. Lebih dari itu, tak jauh dari sekolah, terdapat beberapa kandang kambing dan sapi yang kotorannya menggangu pernafasan siswa.

Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Cirebon peduli dan memperhatikan kondisi SDN 3 Pakumbeng. Ia pun meminta kepada Presiden Joko Widodo membuktikan janji saat kampanye pemilihan presiden yang berniat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com