Emil—sapaan akrab Ridwan Kamil—mengatakan, ruangan yang diberi nama Bandung Command Centre itu berfungsi untuk mengawasi seluruh kota dengan CCTV yang bakal dipasang di setiap sudut kota.
Selain itu, ruangan tersebut juga berfungsi untuk menampung semua keluhan masyarakat yang dilaporkan melalui software-software khusus. "Command Centre insya Allah Januari sudah selesai," kata Emil saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Dago, Kota Bandung, Selasa (25/11/2014).
Terkait piranti lunak penunjang pusat komando tersebut, Emil menargetkan 150 software pelayanan publik yang bisa diakses melalui smartphone ataupun komputer tablet. "Target Kota Bandung menjadi kota percontohan Smart City. Singapura itu punya 1.600 online service. Bandung target 2015 jumlahnya 150 (software) saja dulu," kata dia.
Software-software tersebut, kata Emil, merupakan gabungan dari pelayanan publik elektronik dari beberapa SKPD yang dibuat khusus oleh perusahaan komputer, IBM, serta mahasiswa ITB. "Satu SKPD diminta lima pelayanan publik yang sudah online sehingga dari ngurus KTP, ngecek perizinan, ngecek kemacetan, memonitor banjir, dan sebagainya ada software-nya," ucapnya.
Ditanya soal dana total membangun Bandung Command Centre itu, Emil mengaku tidak terlalu hafal. Sebab, Telkom Indonesia juga turut membantu ketersediaan jaringan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pusat komando tersebut.
"Ada formulasi dana dari komitmen PT Telkom Indonesia. Yang penting jumlah software-nya dulu," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Terkini Lainnya
Terpopuler
Now Trending
