Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelukis Kematian Asal Meksiko Pamer Karyanya di Bandung

Kompas.com - 21/11/2014, 21:12 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Nicolas de Jesus, seniman grafis dan muralis asal Ameyaltepec, sebuah desa kecil di La Mezcala, Nahual, Guerero, Meksiko, memamerkan lukisan-lukisannya di galeri Lawangwangi Creative Space, Jalan Dago Giri, Bandung, Jawa Barat, mulai tanggal 21 hingga 30 November 2014.

Di dunia lukis, Nicolas terkenal sebagai seniman tradisional asli Ameyaltepec. Para pelukis model ini selalu menggunakan kertas amate untuk dijadikan kanvas. Kertas ini merupakan kertas tradisional suku Indian Aztec, Meksiko yang dibuat dari serat kayu yang ditumbuk menggunakan batu. Tekstur kertas ini cenderung lebih kasar dan berwarna kecoklatan.

Nicolas mengatakan, di Meksiko, kertas ini terkenal dengan nama Otomi bark paper. Proses pembuatan lukisan ini cukup panjang. Bukan menggunakan kuas, Nicolas justru mencetaknya di atas kertas amate dengan alat cetak dari pelat tembaga atau seng yang dilapisi lilin.

"Setelah lilin dibentuk sesuai gambar yang diinginkan, pelat tersebut kemudian dicelup ke dalam asam nitrat selama tiga sampai lima menit. Cetakan kemudian ditaburi resin hingga membentuk tekstur yang diinginkan," kata Nicolas saat ditemui di Lawangwangi Creative Space, Jumat (21/11/2014).

Kematian, menjadi salah satu ciri khas yang cukup kental dalam lukisan-lukisan Nicolas yang didominasi oleh warna coklat dan hitam. Tengkorak, menjadi simbol kematian yang selalu hadir di setiap lukisannya. Bisa dikatakan, tengkorak adalah identitas dari pelukis otodidak ini.

Menurut Nicolas, orang-orang Meksiko kebanyakan sangat menghargai kematian dengan cara memperingatinya. Dalam bahasa Meksiko, acara itu disebut "Dia de Muertos" atau hari kematian.

"Tengkorak menceritakan mengapa kita ada di dunia," ujarnya.

Selain kematian, dalam lukisannya Nicolas ingin menunjukkan kesadaran politik yang mendalam tentang isu-isu lokal dan global seperti imigrasi, perang, penindasan dan ekologi. Nicolas menyebut dirinya sebagai seorang pemahat, seorang pembela hak-hak masyarakat adat dan anticlerical (sekuler).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com