"Ada permintaan dari polisi di Buton untuk pengamanan, jadi kita mem-backup saja. Kebetulan di Buton ada kompi B, jadi kita turunkan sekitar 100 personel," kata Komandan Korem 143/ Haluoleo Kendari, Kolonel Inf Andi Sumangerukka, Jumat (21/11/2014).
Dia juga membenarkan aktivitas warga dan perkantoran di Pasarwajo lumpuh akibat aksi unjuk rasa warga dan mahasiswa. Meski suasana di ibu kota Kabupaten Buton mencekam, namun situasi masih kondusif.
"Sudah aman, memang ada aksi warga. Saat ini ada pertemuan antar tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan Kapolres Buton untuk mencari solusi terbaik dari masalah yang disuarakan masyarakat," ungkap Danrem Kendari.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, seluruh aparat kepolisian memilih tinggal di Markas Polres dan Polsek di Pasarwajo.
Seperti diberitakan, sejumlah ruas jalan menuju Pasarwajo, Kabupaten Buton lumpuh total. Ribuan warga dan mahasiswa menutup jalan masuk ke wilayah tersebut dengan menggunakan batu dan kayu, serta membakar ban bekas. [Baca juga: Unjuk Rasa Warga dan Mahasiswa Berlanjut, Aktivitas di Buton Lumpuh]
Aksi itu dilakukan massa karena memprotes tindakan anarkistis petugas kepolisian dalam pengamanan aksi unjuk rasa Kamis kemarin di depan rumah jabatan Bupati Buton. Dalam demo itu, ratusan warga dan mahasiswa menuntut janji Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, untuk tetap berkantor di Pasarwajo.
Demo pun berakhir ricuh. Bupati Buton terkena pukulan saat melindungi seorang demonstran yang dianiaya petugas dalam pengamanan unjuk rasa itu. Sejumlah demonstran juga terluka akibat dianiaya petugas. [Baca juga: Niat Lindungi Demonstran, Kepala Bupati Buton Dihantam Pukulan].
Bentrokan terjadi setelah demonstran yang terdiri dari puluhan ibu meneriakkan Umar dengan kata kasar. Tidak terima pimpinannya diteriaki, petugas Satpol PP tersulut emosi sehingga nyaris terjadi adu jotos dengan para pengunjuk rasa.
Kapolres Buton AKBP Fahrurrozi berusaha menenangkan warga. Namun di saat bersamaan, tiba-tiba terjadi keributan di samping rumah jabatan Bupati Buton. Puluhan aparat berusaha menangkap para demonstran hingga keributan kembali terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.