Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Botak Ditutup, Bupati Minta Warga Pendatang Segera Pulang

Kompas.com - 20/11/2014, 08:51 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Warga pendatang di Kabupaten Buru, Maluku yang selama ini menjalani aktivitas sebagai penambang ilegal di kawasan Gunung Botak diminta segera kembali ke kampung halamannya masing-masing.

Permintaan ini disampaikan Bupati Buru Ramly Umasugi menyusul ditutupnya kawasan Gunung Botak oleh pemerintah daerah setempat. “Kami minta agar para penambang ilegal agar segera kembali ke daerahnya masing-masing,” kata Ramly, Kamis (20/11/2014).

Ramly mengatakan, pemerintah daerah telah meminta bantuan aparat kemanan untuk mengosongkan kawasan Gunung Botak, sehingga dengan begitu tidak ada lagi aktivitas penambangan ilegal di kawasan itu.

“Karenanya kami meminta agar para penambang ilegal yang masih berada di Buru agar dapat kembali ke daerahnya,” ujar dia.

Ramly mengakui, setelah ditutup, aparat TNI/Polri saat ini telah disiagakan di kawasan Gunung Botak untuk mencegah adanya praktek penambangan ilegal. Penutupan tersebut secara langsung menutup peluang bagi warga untuk melakukan aktivitas penambangan ilegal di kawasan itu.

Dia mengatakan, setelah ditutup jumlah penambang illegal yang sebelumnya mencapai puluhan ribu orang kini semakin berkurang. “Memang masih ada tapi jumlahnya sudah semakin sedikit tidak lebih dari 1.000 orang, dan mereka tidak beraktivitas lagi di Gunung Botak karena sudah ditutup,” ungkap Ramly.

Saat ini, Gubernur Maluku Said Assagaf dan Pangdam XVI Pattimura beserta Pemerintah Kabupaten Buru sedang meninjau kawasan Gunung Botak yang telah ditutup tersebut. Penutupan kawasan Gunung Botak ini dilakukan menyusul terjadinya bentrok antar penambang ilegal di kawasan tersebut yang menyebabkan tiga penambang tewas.

Sebelumnya penutupan kawasan Gunung Botak ini juga pernah dilakukan saat Gubernur Maluku masih dijabat Karel Alebert Ralahalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com