"Jika tidak dibubarkan dan dibiarkan bakar ban bekas di dalam SPBU, warga khawatir apinya menjalar ke tangki yang ada di bawah tanah," kata Sunardi, warga di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Selasa (18/11/2014).
Saat akan dibubarkan, mahasiswa dan warga sempat bersitegang dan nyaris adu pukul. Polisi terlihat tidak berdaya untuk membubarkan mahasiswa yang sudah menutup SPBU. Mereka bahkan meminta warga yang akan mengisi premium keluar dari SPBU.
"Polisi sudah tak berdaya. Makanya kita membantu. Semata-mata warga hanya takut apinya merembet ke tangki BBM yang ada di bawah tanah. Warga mendukung mahasiswa tolak kenaikan harga BBM. Tapi caranya tidak harus membahayakan rumah-rumah warga," kata dia.
Setelah itu, para mahasiswa langsung membubarkan diri dan meninggalkan SPBU. Namun, ada salah satu mahasiswa yang tidak mau meninggalkan SPBU sebelum ada padam. Hal tersebut membuat warga emosi dan mendorong seorang mahasiswa untuk meninggalkan SPBU.
"SPBU ini milik perorangan. Bukan milik pemerintah. Tolong mahasiswa tahu diri juga melakukan demo. Silakan demo dan bela rakyat miskin, tapi jangan malah membahayakan warga," harapnya.
Ratusan massa HMI itu menguasai SPBU tersebut sejak pukul 22.45 WIB hingga 24.30 WIB. Mereka tegas menolak kenaikan harga BBM.
"Jika tidak diturunkan lagi harga BBM, mahasiswa mendesak presiden Jokowi segera turun dari jabatannya," kata Koordinator aksi, Sahmawi, alias Awing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.