Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Pak Boed Dikenang di Borobudur

Kompas.com - 16/11/2014, 15:25 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Jauh sebelum era reformasi saat ini, Indonesia memiliki tokoh bernama Boediardjo. Dia dikenal sebagai pejuang kemerdekaan. Bagi masyarakat Borobudur, nama Boediardjo dikenal sebagai pegiat seni budaya di kawasan wisata ini. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur & Prambanan (1979-1985).

Selain itu, dia pernah memangku jabatan penting pada era Presiden Soekarno dan Soeharto. Antara lain, Atase Udara di Kairo, Mesir (1956-1961), Duta Besar Indonesia untuk Kamboja (1965-1968), Menteri Penerangan (1968-1973), Ketua Dewan Pers (1972), dan Duta Besar Indonesia untuk Spanyol (1976-1979).

Sosok Boediardjo itulah yang kemudian menginspirasi para seniman asal Borobudur menggelar pameran lukisan bertajuk “100 Persen Indonesia”, di pendopo Saraswati Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur. Sedikitnya 100 karya lukisan dipajang dan dapat disaksikan oleh masyarakat, 15-29 November 2014 mendatang.

Salah seorang panitia, Aan Nurdiyanto, mengatakan pameran ini digelar untuk mengenang almarhum Pak Boed, panggilan akrab Boediardjo. Kenangan tentang kiprahnya sekaligus kecintaan dan semangatnya terhadap bangsa Indonesia.

“Almarhum Pak Boed menginspirasi kami, jiwa ke-Indonesia-annya sungguh luar biasa. Dari pameran ini kami ingin menggugah masyarakat agar tetap menjaga ke-Indonesia-an di tengah segala perbedaan yang ada. Terutama setelah kita melawati serangkaian pemilu ini banyak terjadi pengelompokan-pengelompokan,” ungkap Aan.

Boediardjo lahir di Magelang 16 November 1921 dan wafat di Jakarta dalam usia 72 tahun pada 15 Maret 1997. Dia dimakamkan di kampung halamannya di Desa Wanurejo, Kecamatan Booorobudur atau sekitar satu kilometer timur Candi Borobudur.

Aan menyebutkan, ada sekitar 73 seniman yang terlibat dalam pameran ini. Mereka tidak hanya berasal dari daerah Borobudur, Magelang tetapi juga daerah lain, seperti Semarang, Yogyakarta, Wonosobo, Solo, Jakarta dan Bali. Mayoritas lukisan menggambarkan kekayaan Indonesia.

“Pameran ini tidak mengutamakan aliran tertentu. Ada beberapa pelukis yang ambil bagian, ada Godod Sutejo, Joko Pekik, Tanggol Angien Jatikusumo dan lain sebagainya,” tuturnya.

Selain pameran lukisan, berbagai agenda "Mengenang Pak Boed" ini juga gelar, antara pameran seni rupa, donor darah, lokakarya seni senam silat, ekshibisi pengolahan dan pameran batu mulia, pentas wayang kulit "Salya Begal" (karya Pak Boed), dongeng bocah, dan dolanan anak.

“Ada juga lokakarya penyembuhan holistik, di sini masyarakat bisa hadir untuk disembuhkan penyakitnya sekaligus ikut menyembuhkan,” tutup Aan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com