Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Tanah Langka di Nunukan, Harga Elpiji Malaysia Melambung

Kompas.com - 16/11/2014, 14:10 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis


NUNUKAN, KOMPAS.com - Lebih dari seminggu, warga Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara mengeluhkan hilangnya minyak tanah bersubsidi dari pasaran. Kalaupun ada, warga harus membayar lebih dari dua kali lipat dari harga normal minyak tanah bersubsidi.

Salah satu pedagang bakso keliling, Wahyuni, mengatakan, masyarakat harus membayar Rp 12.000 per liter. Padahal harga subsidi seharusnya Rp 5.000 per liter. Mau ndak mau, satu jerigen 5 liter terpaksa kita bayar Rp 60.000. Lima liter itu hanya cukup untuk dua hari. Ndak tahu mencari kemana lagi nanti kalau habis. Saya dengar dari pengecer masih lama lagi datangnya itu minyak tanah," ungkap Wahyuni, Minggu (16/11/2014).

Kelangkaan minyak tanah bersubsidi di Kabupaten Nunukan itu juga berimbas kepada harga elpiji dari Malaysia. Sejak minyak tanah langka, harga elpiji 14 kg dari Malaysia juga turut merangkak naik.

Ngatino, salah satu pedagang mie ayam yang mangkal di pos ojek Murni, mengatakan, kenaikan elpiji mencapai Rp 20.000 per tabung.

”Harga normalnya kemarin Rp 145.000 sampai Rp 150.000 rupiah per tabung. Tapi seminggu terakhir untuk yang berlangganan sama agen dikasih Rp 165.000. Kalau tidak berlangganan bisa Rp 180.000. Padahal kita menggunakan elpiji Malaysia, tapi kok ya ikut naik sejak minyak tanah langka ini. Kita juga bingung, program konversi gas disini tidak jalan kok harga minyak tanah sudah dinaikkan. Seharusnya pemerintah masih memberlakukan subsidi kepada minyak tanah.” tutur Ngatino.

Imbas kelangkaan minyak tanah ternyata juga mempengaruhi harga kayu arang. Biasanya satu karung beras harga kayu arang berkisar Rp 18.000-Rp 20.000. Namun, sejak kelangkaan minyak tanah, harga arang naik menjadi Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per karung.

Wahyuni lebih memilih beralih menggunakan kayu arang daripada beratahan menggunakan minyak tanah.

”Kalau susah mendapatkan minyak ya beralih menggunakan tungku arang. Satu karung beras itu kita beli Rp 45.000 bisa dipakai dua hari untuk masak sama untuk jualan. Lebih murah menggunakan arang. Untuk mendapatkan juga lebih mudah dibanding minyak tanah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com