Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Kenaikan BBM, Jokowi Diminta Jelaskan Skenario untuk Warga Miskin

Kompas.com - 14/11/2014, 17:51 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta untuk menjelaskan detail konsep penanganan terhadap masyarakat miskin menjelang rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masduki Baidlowi, ada problem besar yang harus dihitung sebagai imbas terkait rencana kenaikan harga BBM tersebut. Salah satunya masyarakat miskin di Indonesia.

“Ini bukan sikap PBNU yang setuju atau tidak setuju, tetapi lebih kepada bagaimana konsep menangani ini. Sebab jumlah masyarakat miskin menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 28 juta lebih. Kalau BBM naik, mereka yang akan jadi sasaran utama,” katanya dalam acara seminar Unit Kegiatan Pengembangan Keilmuan (UKPK) mahasiswa Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, Jawa Timur, Jumat (14/11/2014).

Sementara itu, lanjutnya, jumlah bantuan tunai yang disiapkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, tidak sebanding dengan jumlah masyarakat miskin yang ada.

“Yang saya dengar, yang akan menerima bantuan tidak sampai 20 juta orang, ini kan persoalan. Untuk itu harus segera diselesaikan,” pintanya.

Belum lagi, lanjut Masduki, persolan mafia migas yang sampai hari ini belum tuntas penanganannya.

“Persoalan mafia migas sudah banyak diungkap oleh media, untuk itu harus dituntaskan oleh pemerintah. Ini kan belum diberesin, beresin dulu persoalan ini. Kalau belum apa- apa, mafia tetap jalan, dan warga yang disengsarakan, saya sebagai pimpinan PBNU dosa kepada masyarakat,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com