Warga yang melihat kejadian itu tidak berhasil membujuk Mukhlis saat masih berada di ketinggian 50 meter. Muklis kemudian loncat menjatuhkan diri ketika sudah tiba di puncak menara. Warga yang menyaksikan peristiwa itu hanya bisa berteriak histeris.
Mukhlis langsung tewas di lokasi kejadian. Jasadnya kemudian ditutup koran dan kain seadanya. Tidak lama kemudian, jasad putra dari pasangan Zainal Arifin dan Mufidah ini lalu dibawa warga ke RSU Bangil.
"Tadi korban mengalami luka parah di kepala dan tangannya juga patah," jelas Saiful, petugas di RSU Bangil.
Menurut saksi mata, siswa kelas IX itu terlihat keluar dari halaman sekolah menuju sebuah menara operator telepon seluler melalui rumah salah satu warga setempat. Mukhlis sempat menjebol atap rumah yang kosong untuk menjangkau pagar menara. Setelah masuk ke lokasi menara, dia langsung memanjat ke puncak menara setinggi 80 meter itu.
"Tadi kami sempat melihat dia masuk rumah kosong ini, tapi tidak lama kemudian dia memanjat tower. Terus memanjat dan menjatuhkan diri," terang Samsul, salah satu warga.
Sebelum menjatuhkan diri, Mukhlis sempat diteriaki puluhan warga agar turun. Namun, teriakan itu sepertinya tidak digubris.
"Sebelum jatuh ke tanah, saat dia melompat, sempat tersangkut kabel listrik dan akhirnya terpental hingga mengenai batu," tambahnya.
Sementara itu, kasus bunuh diri tersebut masih dalam penyelidikan aparat Polsek Bangil. Karena pihak keluarga sendiri menolak Muklis diotopsi, maka yang bersangkutan langsung dibawa ke rumahnya untuk disemayamkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.