Pantauan Kompas.com, di depan rumah orang tua korban terdapat sebuah tenda yang berukuran cukup besar. Puluhan kursi pun terlihat berderet digunakan untuk duduk para tamu. Meski sejak sore tadi wilayah ini diguyur hujan, pihak keluarga dan warga setempat tetap setia berkumpul menunggu kedatangan jenazah Sumarti yang telah diberangkatkan dari Jakarta.
Sementara keluarga korban sampai sekarang enggan memberikan komentar secara langsung kepada puluhan awak media yang telah berkumpul di lokasi sejak pagi tadi. Pihak keluarga hanya memberikan selebaran berisi pernyataan dengan tertera tanda tangan ayah kandung keluarga korban, Ahmad Kaliman (58).
“Kami sekeluarga mengecam keras tindakam biadab dan tidak manusiawi pelaku yang telah membunuh anak kami. Maka daripada itu, kami sekeluarga menuntut kepada pemerintah Hongkong, lewat sistem peradilannya dan sebagai penguasa wilayah untuk menghukum pelaku yang setimpal atas perbuatannya dan seadil-adilnya,” demikian salah satu penggalan pernyataan Ahmad Kaliman.
Diberitakan sebelumnya, Sumarti Ningsih alias Alice, warga Kampung Grumbul Banaran RT02 RW 05 Desa/Kecamatan Gandrmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu korban pembunuhan di Hongkong oleh bankir Inggris, Rurik Jutting.
Jasad Sumarti ditemukan dalam sebuah koper di apartemen di Wan Chai, Hongkong. Dia tewas bersama seorang warga Indonesia lainnya yang dikenal sebagai Jesse Lorena di apartemen milik Jutting. Jutting mulai diperiksa oleh kepolisian Hongkong terkait kasus pembunuhan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.