Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jabar, Jumlah Kasus Paedofilia Tertinggi Kedua Setelah Narkoba

Kompas.com - 11/11/2014, 15:22 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Jumlah kasus paedofilia atau pelecehan terhadap anak menduduki posisi kedua tertinggi setelah narkoba di Jawa Barat. Hal ini disampaikan oleh Kapolda Jabar Irjen Pol Moch Iriawan, di Bandung, Selasa (11/11/2014).

"Yang menjadi pelaku, rata-rata adalah korban paedofilia pada masa lalu," ujarnya.

Dari data Kepolisian RI, kasus narkoba di Jabar pada 2012 mencapai 1.200 kasus. Dengan jumlah itu, Jabar menduduki peringkat keempat setelah Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Sementara itu, kasus kekerasan seksual terhadap anak menurut Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Jawa Barat (P2TP2A) ialah sebanyak 108 kasus.

"Tapi, kasus paedofilia ini seperti fenomena gunung es," ucap Iriawan.

Artinya, jumlah kasus yang muncul di permukaan hanya sebagian kecil dari kasus yang terjadi sebenarnya. Salah satu penyebabnya ialah keengganan korban melapor karena berbagai alasan.

Meski demikian, pihaknya terus merapatkan barisan untuk kasus paedofilia. Beberapa waktu lalu, pihaknya sudah melakukan rapat khusus, bahkan bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti P2TP2A.

Sementara itu, Ketua P2TP2A Jabar Neti Heryawan mengatakan, pelaku paedofilia biasanya orang dekat atau yang dikenalnya. Ia pernah melakukan riset, sebanyak 56 kasus yang ditangani, mayoritas kasus paedofilia dilakukan oleh keluarga seperti ayah tiri, ayah kandung, saudara, dan lain-lain.

"Kasus kekerasan pada anak jumlahnya bertambah hingga 80 persen," imbuhnya.

Pemerhati anak, Rani Razak Noe’man, mengatakan, ada banyak faktor kenapa korban enggan melaporkan kasus pelecehan seksual, di antaranya malu karena berhubungan dengan aib keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com