Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bantah Lakukan Penggerebekan di Kantor Gameloft

Kompas.com - 11/11/2014, 11:55 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
 — Kapolres Yogyakarta Kombes Slamet Santoso membantah bahwa pihaknya melakukan penggerebekan di Studio 2 PT Gameloft Indonesia, Jalan HOS Cokroaminoto 73, Senin (10/11/2014). Slamet mengaku, polisi hanya menindaklanjuti laporan masyarakat bahwa di lokasi tersebut telah dijadikan tempat judi online.

"Jadi ada laporan masyarakat, lalu kita tindak lanjuti dengan menerjunkan lima anggota berpakaian preman ke lokasi untuk memastikan. Bukan melakukan penggerebekan," ujar Slamet saat dihubungi, Selasa (11/11/2014).

Slamet mengungkapkan, dari hasil pengecekan anggota di lokasi, tidak ditemukan adanya indikasi judi online. Terkait insiden pemukulan terhadap satpam kantor Gameloft, Slamet menegaskan bahwa itu hanyalah salah paham. Sebab, menurut dia, satpam sempat menghalang-halangi anggota yang hendak melakukan pengecekan di lokasi.

"Itu hanya salah paham, saat itu anggota dihalang-halangi. Seharusnya kalau itu legal atau bukan lokasi judi online tidak perlu takut," pungkasnya.

Memaafkan

Sementara itu, Putra Dia, Human Resources Manager Gameloft, menuturkan, sekitar pukul 12.00 WIB ada beberapa anggota polisi berpakaian preman datang ke kantor. Anggota polisi datang karena ada laporan kalau kantor Gameloft Studio 2 digunakan sebagai tempat pusat judi online.

Satpam yang berjaga saat lantas menanyakan surat penggeledahan. Namun, lanjutnya, anggota polisi justru menariknya ke pos satpam dan memukulnya.

"Ya wajar kalau satpam menanyakan surat, soalnya polisi yang datang menggunakan pakaian bebas," ujar Putra Dia saat ditemui seusai bertemu Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Selasa pagi.

Putra mengungkapkan, tak beberapa lama setelah anggota polisi berpakaian preman datang, disusul oleh anggota lainnya dan membawa surat penggeledahan.

"Kami terangkan bahwa ini kantor pembuatan game. Bukan tempat judi online, ini kantor resmi. Setelah itu mereka lalu pergi," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com