Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratu Adil dalam "Borobudur Writers Festival 2014"

Kompas.com - 10/11/2014, 10:11 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Di tengah kondisi rakyat yang penuh dinamika, konflik hingga peperangan, kedatangan Ratu Adil menjadi cita-cita tertinggi rakyat untuk mengubah dunia menjadi tentram dan damai.

Seorang Ratu Adil yang datang membawa gerakan universal didamba rakyat agar kehidupan menjadi bahagia. Sosok Ratu Adil itu telah ada dalam banyak versi cerita di seluruh pelosok Nusantara.

Cerita Ratu Adil dari Jawa yang dikenal dengan Joyo Boyo, lalu ada pula figur serupa dari tanah Papua, Makassar dan sebagainya. Beragam versi Ratu Adil yang “berserakan” ini nantinya akan diperbincangkan oleh 250 penulis sastra dan sejarawan dalam sebuah perhelatan bernama Borobudur Writers dan Culltural Festival (BWCF) 2014 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 – 15 November 2014 mendatang.

"Mereka akan membahas sejarah kekuasaan yang pernah ada dalam sejarah Nusantara. Festival ini juga akan mempertemukan para penulis, pembaca, dan khalayak umum," kata Yoke Darmawan, Ketua BWCF 2014, dalam jumpa pers di studio Mendut, Magelang, Minggu (9/11/2014).

Yoke menjelaskan, BWCF merupakan sebuah festival yang diadakan setiap tahun oleh organisasi nirlaba bidang kebudayaan, Semana Foundation dan didukung oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Selain di Hotel Manohara Borobudur Magelang, BWCF 2014 juga akan digelar di Yogyakarta. Menurut Yoke, tahun ini adalah kali ketiga BWCF digelar. Tahun 2013 lalu, BWCF mengangkat tema “Rempah-rempah”, sedangkan tahun ini mengangkat tema “Ratu Adil: Kuasa dan Pemberontakan di Nusantara”.

Seno Joyo Suyono, selah seorang panitia BWCF 2014 menambahkan, tema ini nantinya akan menjadi topik dalam seminar sebagai acara utama perhelatan ini.

Sejumlah pakar akan hadir, Dr Daud Aris Tanudirjo yang akan berbicara tentang "Sejarah Ratu Adil Masa Jawa Kuno", Dr Peter B.R. Carey berbicara mengenai " Diponegoro, Ratu Adil dan Tata Kuasa dalam Masyarakat Jawa", Dr. A. Setyo Wibowo "Ratu Adil Yunani Kuno dalam perbandingan dengan Ratu Adil Jawa", dan Dr. Sri Margana "Ratu Adil: Kekuasan dan Kraton”.

“Seminar tersebut pada intinya akan membahas konsep-konsep kekuasan di Nusantara yang berkaitan dengan fenomena Ratu Adil dan milenarisme. Bagaimana konsep-konsep tersebut dijadikan pegangan dalam suatu gerakan untuk mengganti tatanan lama dengan tatanan baru,” kata Seno.

Selain acara Seminar, BWCF 2014 juga akan dimeriahkan dengan panggung musik, tari tradisional, pemutaran film, puisi, pameran seni rupa, pentas monolog hingga diskusi buku.

Seluruh rangkaian acara akan ditutup dengan pemberian penghargaan Sanghyang Kamahayanikan Award 2014. Award yang diberikan kepada tokoh yang berjasa melakukan pengembangan dan pengkajian sejarah serta peradaban Nusantara.

“Untuk BWCF 2014 ini penghargaan tersebut akan diberikan kepada Dr. Peter B R Carey, seorang sejarawan yang seumur hidupnya dihabiskan untuk meneliti kekuasaan jawa, terutama meneliti tokoh Pangeran Diponegoro,” ucap Seno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com