Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsor Aceh Bukan Semata karena Pembalakan Liar

Kompas.com - 08/11/2014, 06:04 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Peneliti di Tsunami Disaster Management and Research Centre (TDMRC), Ibnu Rusdy, mengatakan bencana longsor yang melanda sebagian wilayah aceh bagian barat pada pekan lalu, bukan hanya disebabkan oleh aktifitas pembalakan liar.

Menurut Rusdy, longsor itu juga karena struktur tanah dan bebatuan di kawasan tebing rapuh dan tidak terlindungi. Dia memaparkan hasil kajian cepat terhadap banjir dan longsor di Aceh tersebut, di Banda Aceh, Kamis (6/11/2014).

“Struktur tanah dan bebatuan di lereng dan kemiringan lereng yang terjal ditambah lagi gerusan air dengan intensitas tinggi yang terjadi pekan lalu terus menambah beban di tanah lereng sehingga tanah longsor karena dalam kondisi lapuk,” jelas Rusdy, dalam paparannya.

Menurut Rusdy, kondisi yang sama terlihat pada semua lokasi longsor di kawasan Pegunungan Paro, Kulu, dan Geurutee. Dia menyatakan ada 35 titik longsor mulai dari yang terbesar hingga bagian kecil.

“Untuk mengatasi hal ini memang perlu penanganan yang intensif dan pastinya memerlukan biaya tinggi," kata Rusdy. MEnurut dia ada beberapa langkah antisipasi bisa dilakukan. "(Seperti) penguatan slope (lereng), memasang rock bolts, atau memasang cable netting, seperti yang banyak juga dilakukan di luar negeri,” papar dia.

Rusdy juga menyatakan pemerintah hendaknya juga harus berpikir ulang dan melakukan kajian lebih dalam untuk wacana membuka jalur terowongan di kawasan pegunungan Geurutee. Alasannya, sebut dia, struktur batu dan tanah di kawasan tersebut rapuh dan mudah longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com